Rumah Rahasia Suku Dogon di Afrika

By Sigit Wahyu, Jumat, 21 April 2017 | 11:30 WIB
Rumahnya terbuat dari lumpur kering. (Sigit Wahyu)

Rumah Suku Dogon terbuat dari lumpur dan warnanya kecoklatan. Kalau hanya sekilas memandang, yang tampak hanyalah tebing kekuningan. Padahal di situ ada rumah-rumah rahasia orang Suku Dogon.

Hidup terisolasi

Suku Dogon tinggal di Mali Tenggara dan Burkina Faso, Afrika. Konon, mereka berasal dari tepi Sungai Niger. Pada tahun 1490-an mereka melarikan diri dari serangan Suku Mossi, hingga sampai ke tebing curam dan terpencil, tempat mereka tinggal sekarang ini.

Mereka membangun rumah yang terbuat dari lumpur. Warna lumpurnya yang kuning kecokelatan, terlihat tersamar dari tebing tinggi yang menjadi latar belakang desa mereka. Hal ini membuat suku lain sulit menemukan tempat tinggal mereka.

Berkat penyamaran itu, mereka tidak pernah ditaklukkan orang Perancis, orang muslim, dan suku-suku lainnya. Mereka hidup dengan mengisolasi diri dan menolak pengaruh dari luar. Baru sekitar tahun 1930-an, mereka mau dikunjungi orang luar.

Sampai sekarang, suku Dogon hidup tanpa listrik, tanpa keran air mengalir, dan satu-satunya jalan menuju desa mereka hanya bisa dilewati pejalan kaki atau binatang! 

Tidur di atap

Rumah suku Dogon sangat unik. Selain terbuat dari lumpur kering yang warnanya sama dengan tebing, rumah mereka beratap datar. Kalau udara terlalu panas untuk tidur di dalam rumah, mereka akan naik ke atap dan tidur di situ. Tidur beratap langit sambil menyaksikan bintang-bintang. Huiii... indahnyaaa!

Penduduknya super ramah

Sekarang, penduduk Dogon sudah berubah. Mereka sudah tahu perlunya berhubungan dengan dunia luar. Kini, banyak wisatawan mengunjungi suku Dogon yang dikenal super ramah. Bayangkan, setiap kali bertemu, kalimat sapaan mereka amat panjang. Selain menanyakan kabar orang yang disapa, mereka menanyakan kabar orang tua, kakak, adik, sampai hewan ternaknya!

Meski hidup sederhana, orang-orang suku Dogon hidup tenteram dan bahagia sesuai cara hidup nenek moyang mereka.

Teks: Dikha, Sumber foto: guideafrica.com