Tips Menulis Puisi Dari Nenek

By KUSSUSANI, Jumat, 28 April 2017 | 12:45 WIB
Coreng Belajar Membuat Puisi (KUSSUSANI)

Suatu hari Coreng kebingungan, lalu datang pada Nenek. "Nek, aku dapat tugas dari sekolah untuk membuat puisi. Ajari, dong!" rengeknya. Hmm, kalau urusan menggambar, Coreng memang jago. Tetapi, rupanya dia kebingungan ketika disuruh menulis puisi. Apakah kamu juga pernah mengalaminya?

Puisi

Menulis puisi itu asyik karena kita bisa mengekspresikan pikiran dan perasaan kita secara tertulis dalam kalimat yang singkat, padat, dengan kata-kata yang indah dan bermakna. Berbeda dengan tulisan prosa yang memerlukan rangkaian kalimat yang cukup panjang.

Untuk menulis puisi, kita enggak perlu takut salah. Oya, puisi itu ada banyak macamnya. Ada pantun, balada, haiku, sonata, dan masih banyak lagi. Masing-masing punya aturan sendiri. Tetapi, kalau tidak ingin terikat aturan, kita bisa membuat puisi bebas.

Menulis Apa? 

Apa saja bisa kamu tulis. Perasaanmu saat galau, sedih, atau gembira. Semua bisa kamu buat puisi. Kamu juga bisa menulis tentang hobimu, tentang teman-temanmu, tentang indahnya pagi, atau apa saja. Tuliskan saja semua tanpa perlu memikirkan panjang kalimat atau rimanya. Yang penting, tulis dulu. Kalau sudah selesai, baru, deh, kamu bisa memperbaikinya. Misalnya, menambahkan gaya bahasa atau membuat rima.

Berlatih, Yuk!

Mau berlatih membuat puisi? Ayo, ambil kertas dan pensilmu, lalu pergilah ke kebun. Ada apa di kebunmu? Kalau ada tanaman, ceritakan seperti apa bentuknya. Tuliskan perasaan dan harapanmu melihat tanaman-tanaman itu. Jangan lupa, ya, beri judul puisimu. Judulnya singkat saja, cukup 2 atau 3 kata.

Ssst, mau mengintip puisi buatan Coreng? Ini dia:

Bayam Berduri

Hai, bayam-bayam hijau di kebun! Kenapa tumbuh duri-duri di tubuhmu? Apakah kau takut kalau ayam mematukmu? Atau takut jika aku memetikmu?

Ah, bayam-bayam hijau di kebun! Tak perlu kau tangisi duri-durimu Karena kamu jadi aman Dari semua yang ingin memakanmu.

(Teks: Veronica W./Dok. Bobo))