Wayang Kulit Palembang

By willa widiana, Selasa, 9 Mei 2017 | 04:20 WIB
Wayang Kulit Palembang (willa widiana)

Ternyata, wayang kulit bukan hanya berkembang dalam budaya Jawa. Dalam budaya Palembang, juga dieknal wayang kulit. Seperti apa, ya?

Mirip

Wayang kulit palembang mirip dengan wayang kulit jawa. Ceritanya juga diambil dari kisah Ramayana dan Bharata Yudha. Tetapi, ada beberapa hal yang membedakan dua kesenian itu.

1. Wayang kulit di Jawa dipentaskan dengan bahasa jawa, sedangkan di Palembang wayang kulitnya dipentaskan dengan bahasa palembang. Oiya, penokohan wayang kulit di Palembang juga lebih bebas (tidak ketat seperti di Jawa).

2. Waktu pementasan wayang kulit di Jawa bisa belangsung semalaman, tapi di Palembang hanya berlangsung selama 1 – 3 jam. Oiya, perbedaan lainnya terletak pada pakaian yang dikenakan oleh Sang Dalang.

Dari Jawa

Menurut perkiraan, wayang kulit mulai tumbuh di Palembang pada abad ke-19. Perkembangan wayang kulit di daerah Palembang dimulai dari Arya Damar (orang yang terpengaruh budaya Jawa) berkuasa di Palembang.

Keberadaan wayang kulit di Palembang bisa diterima oleh masyarakat setempat. Bahkan, lama-kelamaan, wayang kulit pun menyatu dengan kebudayaan setempat dan menjadi kesenian khas dari Palembang.

Tidak banyak diketahui

Banyak anak muda di Palembang yang tidak menyadari kalau daerahnya memiliki seni pewayangan yang hebat. Hal itulah yang membuat julam dalang di Palembang sangat sedikit, bahkan bisa dihitung dengan jari.

UNESCO

Agar tidak punah, wayang ini terus diperjuangkan oleh pejuang seni wayang Palembang. Bahkan, wayang ini pernah mendapat bantuan dari UNESCO setelah para pejuang tersebut bekerja keras untuk kembali menghidupkan wayang Palembang.

Teks: Willa/Desy Foto: kaganga.com