Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun sekitar tahun 800. Betapa hebatnya nenek moyang kita. Dengan teknologi sederhana, mereka bisa membangun candi semegah itu.
Bagaimana membangun candi sebesar itu?
Pada zaman sekarang, untuk memugar candi yang rusak diperlukan ahli, biaya besar, dan peralatan teknologi moderen. Lantas, bagaimana nenek moyang kita pada waktu itu membangun Candi Borobudur?
Sayangnya, pertanyaan tersebut sampai sekarang masih belum mendapat jawaban pasti. Namun, dari situs manajemenproyekindonesia.com, kita bisa mendapat gambaran bagaimana nenek moyang kita pada waktu itu membangun Candi Borobudur.
Begini cara membangun Borobudur
1. Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang disusun di atas gundukan tanah atau bukit. Sebelum batu disusun, bukit dibersihkan dan dibentuk. Selanjutnya dibuat undakan-undakan untuk meletakkan batuan candi.
2. Candi Borobudur disusun dari balok-balok batu. Setiap potongan batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya ditumpuk dan disambung dengan pola tertentu agar saling mengikat.
3. Balok-balok batu penyusun Candi Borobudur ukurannya sekitar 25 x 10 x 15 cm. Berat per-potong balok batu diperkirakan antara 7,5 sampai 10 kg.
Dengan ukuran balok batu sebesar dan seberat itu, balok-balok batu bisa diangkut dengan mudah. Sedangkan patung Buddha yang beratnya diperkirakan sekitar 145 sampai 225 kg kemungkinan dibawa dengan cara ditarik atau dipikul ramai-ramai.
4. Jumlah balok batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur diperkirakan sekitar 55.000 m3 atau sekitar 2 juta balok. Batu-batu ini diambil dari sungai di sekitarnya.
Jika Candi Borobudur diperkirakan dibangun selama 23 tahun dan 2 tahun pertama digunakan untuk menyiapkan lahan, maka proses pembuatan balok dan pemasangannya adalah 21 tahun atau 7665 hari.
Kalau jumlah balok batu Borobudur diperkirakan berjumlah 2 juta balok, maka proses pembuatan balok dan penyusunan batu candi adalah 2.000.000 : 7665 = 261 balok batu/hari. Itu jumlah yang relatif tidak banyak karena bisa dilakukan dengan cara gotong royong.
Dari perkiraan di atas, ternyata Candi Borobudur yang megah itu dibangun dengan teknik atau cara yang sederhana. Kuncinya adalah kemauan dan ketekunan.
Sumber informasi: manajemenproyekindonesia.com, Sumber foto: escaperience.net