Garuda, burung mitologis berpenampilan setengah manusia setengah burung. Raja para burung ini digambarkan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, sedangkan tubuh, tangan, dan kaki seorang manusia. Dengan sayap berwana merah, mukanya putih dan ukuran tubuh begitu besar, sehingga menutupi matahari. Memiliki sinar keemasan yang sangat terang, sering membuat para Dewa menyangka jika Garuda adalah Dewa Api (Agni). Tahukah teman – teman, jika Garuda burung yang sangat fenomenal (Luar biasa dan hebat).
Garuda dalam Kitab Mahabharata
Garuda adalah salah satu anak dari Resi Kasyapa dan Winata yang merupakan wahana (kendaraan) Dewa Wisnu, salah satu Dewa dalam Trimurti yang merupakan dewa pemelihara, pelindung alam semesta.
Dalam kitab Mahabharata, kedua orang tuanya memberikan kebebasan bagi Garuda untuk memangsa manusia dengan syarat ia tidak boleh memangsa golongan Brahmana. Yaitu golongan Cendikiawan yang menguasai ajaran, pengetahuan, adat, adab hingga keagamaan. Sayang, larangan orang tuanya tersebut pernah ia langgar. Suatu ketika Garuda nekat memangsa seorang Brahmana dan istrinya. Akibatnya, tenggorokan Garuda terbakar, sehingga ia pun memuntahkan kembali apa yang dimangsanya.
Sifat – sifat dan Perjuangan Garuda menyelamatkan ibunya
Memiliki sifat pemaaf, pantang menyerah dan sifat pelindung layaknya seperti Dewa Wisnu. Garuda tidak pernah merasa dendam, karena semasa lahirnya. Garuda yang ditinggalkan kedua orang tuanya saat masih dalam telur, tidak pernah merasa dendam. Buktinya ketika ia beranjak besar, Garuda malah mencari orang tuanya tanpa kenal kata menyerah ke seluruh pelosok dunia.
Melalui perjalanan yang cukup panjang, Garuda akhirnya menemukan Winata, sang Ibu yang dijadikan budak oleh Kadaru (Istri lain ayahnya). Melihat penderitaan Winata membuat Garuda sekuat tenaga mencoba untuk menyelamatkan ibunya yang dijaga oleh ular dan naga. Namun, karena ular dan naga begitu kuat pertahanannya, Garuda menghentikan pertarungan dan menanyakan syarat lain untuk membebaskan ibunya.
Mencari Tirta Amerta untuk menebus ibunda
Perjuangan Garuda mendapatkan tirta amerta, (minuman para dewa) yang dapat membuat hidup abadi, yang merupakan syarat agar ibunya dapat dibebaskan begitu kerasnya. Segala halangan dan rintangan untuk mendapatkan tirta amerta ia lewati, demi ibu yang telah mengandungnya. Perjuangan Garuda tidak sia – sia, karena setelah tirta amerta ia dapat. Kadaru beserta ular dan naga yang menjaga Winata pun menepati janji dan melepaskan ibunya.
Garuda dipakai sebagai lambang Negara dan lambang Kota
Tidak hanya di Indonesia, ternyata Garuda juga dipakai sebagai lambang negara Thailand, lo teman – teman. Warga Thailand mengenal Garuda dengan sebutan Krut atau Pha Krut. Sedangkan di Jepang, Garuda disebut sebagai Karura. Tak hanya lambang negara, karena Garuda juga dipakai sebagai lambang Ibukota Mongolia, Ulan Bator.