Huruf Braille, Huruf untuk Tunanetra

By Sylvana Toemon, Jumat, 12 Mei 2017 | 06:21 WIB
Huruf braille, huruf untuk tunanetra (Sylvana Toemon)

Berkat adanya huruf Braille, teman-teman yang tunanetra tetap dapat membaca dan menulis. Seperti apakah huruf Braille ini?

Kombinasi 6 titik

Huruf Braille terdiri dari susunan titik-titik timbul yang bisa diraba dengan jari. Titik-titik ini berada dalam sel yang dapat memuat 6 titik. Kira-kira seperti titik di kartu domino. Huruf, angka, dan tanda baca dibuat dari kombinasi titik-titik ini. Kombinasi ini dapat dirangkai menjadi kata dan kalimat yang dibaca dari kiri ke kanan.

Inspirasi sandi perang

Inspirasi untuk membuat huruf Braille berasal dari sandi yang digunakan pada zaman perang. Kapten Charles Barbier membuat sandi ini supaya dapat menyampaikan pesan kepada prajurit lainnya pada saat gelap. Sandi ini terdiri dari garis dan titik yang timbul. Cara membacanya adalah dengan merabanya. Tulisan ini dinamakan tulisan malam.

Inovasi seorang tunanetra

Kapten Charles Barbier kemudian mengajarkan tulisan ini kepada anak-anak tunanetra di sebuah sekolah khusus tunanetra. Salah satu murid di situ bernama Louis Braille.

Louis Braille yang dilahirkan di Perancis, tanggal 4 Januari 1809 ini kehilangan penglihatannya pada usia 4 tahun karena matanya tertusuk. Louis kemudian mengembangkan tulisan malam yang pernah diajarkan Kapten Barbier. Tulisannya lebih sederhana, hanya tersusun dari titik-titik.

Louis memperkenalkan cara menulis ini pada tahun 1824. Ternyata cara menulis yang dibuat oleh Louis Braille dapat dimengerti dengan cepat oleh teman-temannya.

Saat ini, huruf Braille digunakan di seluruh dunia. Apakah kamu pernah membaca tulisan yang dibuat dengan huruf Braille?