“Ndak ah Ras, Ayu malu,” jawab Ayu berbisik juga.
“Jangan malu Yu, kamu hebat. Ayo coba. Aku sudah coba bulan lalu, seru kok,” bisik Raras lagi.
“Hayoo, siapa yang mau?” tanya Bu Santi lagi.
Ayu memberanikan diri mengangkat tangannya. Walaupun baru satu bulan pindah sekolah dan masuk kelas ini, tetapi Ayu berani mencoba menjadi calon ketua kelas.
“Yeeeee Ayu,” suara riuh kelas memberi semangat pada Ayu.
“Wah, Ibu senang sekali punya anak-anak yang berani. Sekarang Bayu, Radit, dan Ayu, yuk maju ke depan kelas,” kata Bu Santi.
Bu Santi lalu membagikan potongan kertas kecil kepada setiap anak sambil berkata,”Nah, sekarang anak-anak yang lain boleh tulis satu nama ketua kelas yang kalian pilih ya. Satu nama saja dan jangan bilang siapa-siapa karena pilihan kalian harus jadi rahasia. Seru kan punya rahasia.”
Semua anak sibuk menulis nama ketua kelas yang mereka pilih di kertas masing-masing.
“Bu, kenapa sih kita harus merahasiakan pilihan kita?” tanya Susan.
“Siapa yang mau jawab pertanyaan Susan?” tanya Bu Santi kepada anak-anak. Bayu yang berdiri di depan kelas mengacungkan tangan. Bu Santi menunjuk Bayu untuk menjawab.
“Supaya tidak terjadi pertengkaran kalau pilihannya berbeda. Terus, itu kan terserah diri sendiri, jadi tidak apa-apa hanya diri sendiri yang tahu,” jawab Bayu.
“Nah betul. Sudah mengerti Susan?” tanya Bu Santi. Susan pun mengangguk.