Uniknya Cicak Jari Lengkung

By Eka Kartika, Selasa, 23 Mei 2017 | 04:29 WIB
Cicak Jari Lengkung Tambora - LIPI, Awal Riyanto (Eka Kartika)

Paska meletusnya gunung Tambora yang berada di Nusa Tenggara Barat, banyak bermunculan spesies – spesies baru yang ditemukan oleh tim Peneliti Indonesia yang tergabung dalam LIPI. Salah satu spesies baru tersebut adalah cicak jari lengkung.

Cicak jari lengkung

Cicak ini pertama kali ditemukan di bantaran sungai OI Marai yang berada di lereng utara kaki gunung Tambora. Cicak jari lengkung (Tambora Bent – toed Gecko) ini merupakan anggota keenam cicak jari lengkung di Kepulauan Sunda Kecil, Indonesia.

Jenis cicak jari lengkung Tambora ini resmi dipublikasikan sebagai jenis baru dalam jurnal zootaxa Vol 4242, No.3, pada 13 Maret 2017.

Ciri– cirinya

Layaknya seperti keluarga, pasti ada perbedaan antara cicak Kepulauan Sunda Besar dan Kecil (termasuk Sulawesi) dengan cicak jari lengkung yang berasal dari Gunung Tambora.

Mudah sekali membedakannya teman – teman. Misalnya, pada tengah badan cicak jari lengkung, terdapat 18 baris benjolan tuberkular yang tersusun tidak rata.

Selain itu terdapat 40 sisik perut diantara lipatan sisi perut (Ventro lateral) yang tersamar. Sesuai namanya, cicak ini memang memang memiliki jari melengkung, teman – teman. Selain itu jantan memiliki lima hingga enam lubang prekloakal.

Penjaga keseimbangan ekosistem

Cicak – cicak yang berada di perumahan yang merupakan predator serangga, maupun nyamuk. Nah, begitu juga dengan cicak jari lengkung Tambora.Cicak jari lengkung yang Tambora bahkan bisa dibilang sebagai salah satu  penjaga keseimbangan ekosistem hutan, lo.

Siapa penelitinya?

Bapak Awal Riyanto merupakan peneliti LIPI di Pusat Penelitian Biologi, Cibinong yang bukan pendatang baru pada penelitian cicak jari lengkung. Sebelumnya Bapak Awal Riyanto pernah meneliti dan menuliskan perihal cicak jari lengkung petani dan cicak jari lengkung hitch.

Apabila teman – teman ingin melihat seperti apa bentuk Cicak jari lengkung, kamu bisa melihatnya di Museum Zoologi, Bogor. Nggak perlu jauh – jauh ke Gunung Tambora, kan? Hehehe….