Tradisi Menyambut Ramadhan di Aceh dan Medan

By willa widiana, Kamis, 25 Mei 2017 | 21:48 WIB
Warga Medan sedang melakukan Tradisi Marpangir. (willa widiana)

Sebentar lagi ramadhan tiba,  warga Aceh dan Medan punya tradisi unik untuk menyambut ramadhan. Tradisi apa saja yang mereka lakukan?

Meugang - Aceh

Meugang merupakan tradisi menyambut ramadhan yang sudah ada sejak masa Kerajaan Aceh. Tradisi ini biasanya diadakan satu hari sebelum puasa. Di dalam tradisi ini, setiap keluarga akan membuat masakan dari daging. Setelah jadi, masakan itu akan dimakan bersama anak yatim-piatu di mesjid.

Bagaimana tradisi ini muncul?

Pada tahun 1607 – 1636, Sultan Iskandar Muda menyembelih hewan dalam jumlah banyak. Setelah itu, daging hasil sembelih dibagikan kepada rakyatnya, sebagai ungkapan syukur dan terima kasih. Tapi sayang, tradisi itu hilang saat kerajaan ditaklukan oleh Belanda.

Untuk menjaga tradisi itu, masyarakat Aceh pun melakukan tradisi meugang sebelum ramadhan datang. Di dalam tradisi ini, masyarakat bebas menggunakan daging sapi, kambing, atau ayam. Semua tergantung kemampuan setiap keluarga.

Marpangir - Medan

Warga Medan punya tradisi marpangir untuk menyambut puasa. Marpangir adalah tradisi untuk mandi di sungai, pantai, atau sumber mata air. Saat mandi, para warga akan menggunakan ramuan yang terbuat dari limau/jeruk nipis, daun pandan, serai, bunga mawar, bunga kenanga, dan akar wangi yang sudah direbus.

Ramuan itu memiliki aroma yang menenangkan. Jadi, orang yang melakukan ritual marpangir diharapkan bisa merasa tenang dan segar saat menghadapi puasa. Konon, tradisi ini berasal dari umat Hindu, lo.

Foto: sonora