Apa Kabar Telepon Umum Kita?

By Putri Puspita, Jumat, 26 Mei 2017 | 08:07 WIB
Telepon umum. Foto: detik.com (Putri Puspita)

Dulu, telepon umum tersebar dimana-mana. Mereka yang ingin menghubungi keluarga atau teman akan datang ke telepon umum dengan membawa koin. Saat ini, telepon umum sangat jarang terlihat. Kalau masih ada, telepon umum sudah rusak parah.

Telepon umum

Telepon umum koin mulai diperkenalkan pada tahun 1981. Sampai tahun 1988 bahkan tercatat ada 5.724 unit yang tersebar. Setelah koin, muncullah telepon umum kartu sekitar tahun 1988. Jumlah telepon umum kartu meningkat pesat menjadi 7.835 unit pada 1993.

Manfaat

Keberadaan telepon umum benar-benar berguna bagi masyarakat. Biayanya juga relatif murah. Meski kini telepon umum langka dan sulit ditemui, masyarakat menganggap keberadaan telepon umum tetap penting. Di saat darurat, ponsel kehabisan baterai atau pulsa dan harus menghubungi seseorang, telepon umum dapat diandalkan menjadi penyelamat.

Menjadi sejarah

Telepon umum yang pernah berjaya itu kini menjadi benda sejarah. Kini, kartu telepon menjadi koleksi langka. Bahkan harga koleksi kartu telepon pun melonjak mencapai Rp 1 juta.

Menurut sejarawan Universitas Indonesia, JJ Rizal, telepon umum merupakan artefak sejarah, simbol modernitas, simbol kota. Dulunya, telepon dianggap benda milik orang kaya. Namun ketika muncul telepon umum, telepon bisa dinikmati siapa saja.

Perkembangan zaman membuat telepon umum semakin ditinggalkan, terutama ketika ponsel sudah tersebar dimana-mana. Namun, ada juga penyebab lain mengapa telepon umum ditinggalkan. Antara lain, karena ada beberapa orang nakal yang suka mencoret-coret boks telepon umum, menempelkan permen karet, atau bahkan merusaknya.