Asal-usul Bendera Putih Sebagai Simbol Menyerah

By Yomi Hanna, Jumat, 2 Juni 2017 | 02:52 WIB
Foto: tribunnews.com (Hanna Vivaldi)

Seperti yang kita tahu, mengibarkan bendera putih sering kali diartikan sebagai tanda menyerah. Sejak kapan ya kira-kira tradisi seperti ini dimulai?

Tradisi sejak lama

Tradisi mengibarkan bendera putih ini ternyata sudah digunakan sejak lama oleh bangsa China dan Romawi untuk menunjukkan sikap menyerah. Bahkan tercatat sudah digunakan di masa Han Timur sekitar tahun 25 sampai 220 Masehi.

Kain putih mudah didapatkan

Ahli sejarah memercayai bahwa putih adalah warna yang mudah dikenali di tengah suasana perang. Tidak hanya itu, kain berwarna putih menjadi kain yang sering digunakan pada masa itu mudah didapatkan. Semua orang bisa memiliki bendera putih, mereka hanya mengikatnya pada sebuah tongkat sebagai tanda menyerah.

Tanda duka karena kekalahan

Berbeda dengan budaya China, bagi mereka warna putih melambangkan rasa duka dan kematian. Ini yang menjadi alasan mereka menggunakan bendera putih yaitu sebagai penanda bahwa mereka sedang berduka karena kekalahan yang dialami.

Sebagai tanda negosiasi dan penyelamatan korban perang

Bendera putih juga berkembang maknanya di dalam peperangan, yaitu digunakan sebagai negosiasi terhadap lawan. Utusan perang serta petugas kesehatan menggunakan bendera putih untuk memberikan tanda bahwa mereka jangan diganggu ketika sedang mengangkut orang-orang yang terluka pada saat perang.

Kesepakatan arti bendera putih

Berabad-abad setelah itu, makna bendera putih yang bermacam-macam ini disepakati secara mendunia menjadi satu arti saja. Kesepakatan ini dilakukan di Jenewa dan Den Haag.

Bendera putih dapat dijadikan simbol yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat fugsinya sebagai pelindung bagi penggunanya dari berbagai serangan. Tetapi simbol ini tidak boleh dimanfaatkan untuk mengelabuhi musuh, yaitu maksud terselubung untuk menyerang secara diam-diam.