Cabai, Cantik Tapi Pedas

By Marisa Febrilian, Senin, 5 Juni 2017 | 06:10 WIB
Hu..Ha..Pedaaaas! (Marisa Febrilian)

Kenapa rasa cabai tidak semanis penampilannya, ya? Padahal si cantik ini punya warna-warna yang indah sekali, lo.

Tanaman dari Indian

Cabai! Iya itulah namanya. Pasti sudah tidak asing lagi kan dengan tanaman yang satu ini. Sekitar 5000-7000 tahun lalu, tanaman cabai sudah dibudidayakan oleh suku Indian. Dulu, orang Indian menggunakan cabai sebagai bumbu untuk masak. Dari hasil budidaya inilah, tanaman cabai semakin meluas dan mulai menyebar sampai ke benua Amerika. Sejak itulah, tanaman cabai mulai tumbuh di berbagai benua di dunia.

Jenis-jenis cabai

Tanaman cabai adalah tanaman sayuran yang tergolong ke dalam keluarga terong-terongan (Solanaceae). Tanaman cabai mempunyai dua spesies yang terkenal, yaitu cabai besar atau cabai merah (Capsicum Annuum L). Nah, jenis cabai yang tergolong cabai merah ialah paprika (Bell Pepper) dan cabai manis (Cayenne Pepper). Sedangkan spesies cabai kecil ialah cabai rawit.

Ada zat ajaib

Kalau tadi asal-usul dan jenis-jenis cabai, sekarang kita cari tahu, ya kenapa sih cabai itu rasanya pedas? Rupanya, di dalam cabai itu terdapat sebuah zat ajaib yang tidak berbau tetapi karena zat itulah rasa cabai jadi pedas.

Nama zat ajaib itu adalah Capsaicinoids. Zat ini tersembunyi di balik cantiknya warna cabai. Lalu, di mana zat ajaib itu bersembunyi, ya? Nah, zat Capsaicinoids bersembunyi pada bagian putih cabai. Jadi, kalau kamu pernah membelah cabai, di dalam cabai akan terlihat biji cabai yang menempel pada bagian putih. Di sanalah zat ajaib yang menciptakan rasa pedas bersembunyi. Bagian putih itu namanya plasenta cabai.

Mulut terasa terbakar

Saat menggigit cabai apa yang kamu rasakan? Mulutmu pasti terasa seperti terbakar. Betul kan? Bagaimana ini bisa terjadi jadi, ya? Padahal indera pengecap kita hanya bisa merasakan rasa pahit, asam, manis, dan asin. Dari mana rasa pedas itu bisa terasa ya?  Jawabnya begini, zat ajaib alias zat Capsaicinoids diterima papilla (bintil-bintil pada lidah) melalui reseptor saraf sensorik. Lalu reseptor ini akan merespon rasa sakit akibat panas di mulut dan tenggorokan. Zat Capsaicinoids menciptakan isyarat yang sama bagi otak, seperti saat tubuhmu terkena panas. Nah, itulah kenapa mulutmu terasa terbakar sehabis menggigit cabai.

Pedas yangbBerkhasiat

Nah biarpun pedas, terkadang membuat hidung meler dan membuat mata menangis, pedasnya cabai punya banyak khasiat, lo. Diantaranya, mengurangi resiko kanker, menurunkan kolesterol dalam darah, dan juga menyehatkan jantung. O ya, cabai pada saluran cerna dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam perut. Zat Capsaicin ini bisa membantu membunuh bakteri H. Pylori  penyebab sakit maag. Wah, hebat ya!

Ternyata zat ajaib alias zat Capsaicinoids yang membuat cabai-cabai itu terasa pedas. Tak perlu khawatir, karena pedas alami cabai ini kaya manfaat. Eits, meskipun baik dan bermanfaat, jangan makan cabai berlebihan, ya! Bisa-bisa nanti perutmu sakit.

Teks : Marisa, Ilustrasi : Ode*