Museum menyimpan benda-benda penting dan memiliki nilai sejarah. Biasanya, barang-barang yang dipamerkan adalah penemuan yang sukses. Tetapi ternyata, ada lo, museum yang isinya penuh dengan benda-benda gagal. Hmmm seperti apa, ya?
Proses yang penting
Sebuah produk yang berhasil, biasanya didahului oleh serangkaian kegagalan. Produk gagal ini seringkali dilupakan begitu saja. Padahal hal tersebut merupakan suatu proses yang pentig, lo! Karena jika tidak ada kegagalan, pasti tidak ada keberhasilan.
Gagasan seorang psikolog
Nah, di Swedia, produk gagal ini justru diabadikan dalam sebuah museum bernama Museum of Failures atau Museum Kegagalan. Museum ini merupakan gagasan dari seorang psikolog bernama Samuel West. Ia menghabiskan tujuh tahun untuk mempelajari makna kegagalan dan kesuksesan.
Bosan terhadap kesuksesan
West merasa bosan dengan pemujaan terhadap kesuksesan. Padahalan 80 sampai 90 persen kesuksesan tersebut pasti didahului oleh kegagalan. Dengan adanya museum ini, Samuel West ingin menunjukkan bahwa sebuah penemuan yang berhasil juga membutuhkan kegagalan.
Menampilkan produk gagal
Rencananya, Museum Kegagalan akan dibuka di bulan ini. Museum ini akan menampilkan lebih dari 60 produk dan layanan yang gagal dari seluruh dunia. Setiap produknya akan memberikan wawasan unik tentang penemuan-penemuan yang memiliki banyak resiko.
Produk yang ditampilkan
Beberapa produk yang akan dipamerkan antara lain; parfum Harley-Davidson, bolpoin Bic yang dibuat khusus untuk wanita, Coca-Cola Blak yang terinspirasi kopi, Nokia N-Gage, Apple Newton, asisten digital pribadi, serta beberapa produk terbaru seperti Amazon Fire Phone dan Google Glass.
Di museum ini, juga akan ada produk yang unik. Yaitu lasagna daging sapi yang diciptakan oleh produk pasta gigi Colgate! Hmmm ada-ada saja, ya!