“Cermin...cermin...di dinding, siapakah kelinci paling tampan di Negeri Kelinci?” Hihi... Bobo berbicara sendiri di depan cermin barunya sambil bergaya. Tapi, cermin diam saja.
“Pak, katanya ini cermin ajaib, kok enggak mau ngomong?” protes Bobo. Bapak tersenyum. “Kamu harus menggunakan akalmu untuk menemukan keajaiban cermin itu.” Ugh, Bapak sok misterius!
Bobo kembali mengamati cerminnya dengan penasaran. “Apa, sih, ajaibnya cermin ini?” Wah, Bobo sampai melongok ke balik cermin. “Siapa tahu ada makluk ajaib di balik cermin, hihi...”
“Hu-uh, daripada penasaran, lebih baik tidur!” Pet! Lampu kamar dimatikan. “Hemat listrik!” seru Bobo sambil melompat ke tempat tidurnya. Tiba-tiba... “Tidaaak! Tidaaak!” teriak Bobo.
Byar! Bobo menyalakan senternya. “Hhh... untung penjahat bertopeng itu hanya ada dalam mimpi!” Bobo memainkan senternya dan menyorotkannya ke arah cermin. Bobo tersentak!
“Aku tahu! Aku tahu!” Bobo melompat-lompat kegirangan di atas tempat tidurnya. “Kini aku tahu rahasia cermin ajaib!”
Bobo berdiri di depan cermin. “Kalau lampu kita dekatkan ke cermin, sinar akan dipantulkan, dan....” Upik menyahut, “Waaa, ajaib! Kamar kita jadi lebih terang! Asyik, kita punya cermin ajaib!” Nah, teman-teman juga punya cermin ajaib di rumah, kan?
Sumber: Arsip Bobo, Teks: Vero, Ilustrasi: Rudi