Indonesia memiliki adat istiadat yang sangat beragam. Tiap daerah bahkan memiliki keunikan atau ciri khas yang dipegang teguh hingga sekarang. Salah satunya adalah keyakinan Bonokeling yang dianut warga sekitar Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah.
Sejak ratusan tahun silam
Keyakinan Bonakeling sudah ada sejak beberapa ratusan tahun silam, dan hingga kini tetap lestari dianut para pengikutnya. Asal-usul ajaran Bonokeling sendiri memiliki banyak versi. Salah satu tokoh adat di sana, bernama Sumitro, mengatakan bahwa Bonokeling merupakan seorang patih kerajaan. Namun jati diri Bonokeling yang sesungguhnya memang dirahasiakan.
Pengikut Bonakeling
Hanya penikut Bonakeling lah yang mengerahui asal-usul atau identitas leluhur Bonakeling ini. Siapa saja bisa jadi pengikutnya yang disebut “anak-putu”. Ada dua cara yakni memang benar-benar keturunan dari garis keluarga dan dengan cara “ditodi” atau diuji terlebih dahulu selama tiga tahun. Pengikut Bonakeling pun harus sudah berusia di atas 17 tahun.
Lima ajaran Bonakeling
Pada dasarnya, ajaran Bonakeling menekankan pada kebaikan. Dalam ajaran Bonakeling ini posisi wanita sangat dihargai.
Terdapat 5 ajaran yang dianjurkan.
1. Monembah, diartikan kita sebagai manusia dianjurkan menyembah dan beribadah kepada Tuhan sesuai keyakinan masing-masing.
2. Moguru yakni patuh terhadap kedua orang tua.
3. Mongabdi yang berarti saling menghargai antar sesama dan menjalin hubungan baik antar umat.
4. Makaryo yang berarti bekerja, tanpa bekerja manusia tak bisa mendapatkan uang yang menunjang kehidupannya di dunia.
5. Manages manunggaling kawula Gusti. Jika diartikan adalah hubungan seorang Kejawen dengan Tuhan tidak melalui perantara apapun. Ajaran ini percaya bahwa setiap orang yang lahir di muka bumi adalah titipan Tuhan.
Lima ajaran tersebut hingga sekarang masih dipegang teguh oleh anak putu Bonokeling.