Akhir-akhir ini, kita sering merasakan cuaca yang tidak pasti, iklim yang berubah, dan keluhan-keluhan lainnya. Ternyata hal ini terjadi karena iklim di bumi memang mengalami perubahan.
Tahun 2100
Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa pada tahun 2100 bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran.
Prediksi ini disampaikan melalui peta prediksi dan proyeksi kondisi bumi yang akan terjadi pada tahun 2100. Pada peta tersebut, terlihat hampir semua wilayah di berbagai belahan bumi berwarna merah. Warna merah ini mengindikasikan iklim yang terjadi di wilayah tersebut akan berubah drastis jadi memanas.
Penyebab perubahan iklim
Perubahan iklim tersebut terjadi karena lapisan karbondioksida di atmosfir bumi mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm. Tingginya jumlah karbon dioksida ini tentu saja terkait dengan perilaku manusia yang menyebabkan polusi. Sampai saat ini NASA masih mempelajari penyebab-penyebab lain dari perubahan iklim di bumi.
Bumi sangat panas
Ketika prediksi tersebut benar terjadi, maka kondisi bumi akan semakin panas, bahkan sangat panas. Diperkirakan nantinya wilayah Afrika, India dan Amerika Selatan memiliki temperature harian mencapai angka 45 derajat Celcius.
Hal mengerikan ini masih dapat kita cegah jika mulai saat ini kita mau untuk menghindari perilaku yang menyebabkan pencemaran atau polusi lingkungan. Kita mungkin tidak hidup lagi di tahun 2100, tetapi anak cucu kita pasti akan sangat kesulitan untuk hidup jika bumi sangat panas.