La Galigo, Karya Sastra Klasik Suku Bugis Terpanjang di Dunia

By Eka Kartika, Jumat, 23 Juni 2017 | 10:00 WIB
La Galigo (Eka Kartika)

Dari sekian banyak karya sastra di tanah air, La Galigo ada salah satu karya sastra yang menarik perhatian dunia. Sebenarnya, apa yang menarik dari La Galigo?

La Galigo karya sastra terpanjang di dunia

Dengan jumlah 300 ribu baris teks, kurang lebih sekitar 2851 halaman, dan tebalnya enam kali tebal buku halaman Harry Potter seri ketujuh, La Galigo bukanlah buku biasa.

La Galigo adalah salah satu karya sastra tradisional yang menceritaan kisah kepahlawanan dalam bentuk syair (Epos). Cerita kepahlawanan La Galigo tidak kalah hebat dengan cerita Mahabarata dan Ramayana dari India.

Kisahnya

Buku ini berisi kisah orang Bugis, asal Sulawesi Selatan, di masa lalu lengkap dengan sejarah, kebudayaan hingga dongeng-dongeng.

Salah satunya menceritakan tentang kisah kepahlawanan, Sawerigading, seorang pahlawan yang gagah berani. Namun, cerita dalam La Galigo bukan sejarah. Hal itu karena di dalam cerita La Galigo penuh dengan mitos dan peristiwa-peristiwa yang sangat luar biasa.

Meskipun demikian, La Galigo cukup berjasa karaena dapat memberikan gambaran kepada ahli sejarah mengenai kebudayaan Bugis sebelum abad ke 14.

La Galigo penuh bahasa Bugis

Karya sastra La Galigo ditulis dengan bahasa Bugis asli Galigo. Konon bahasa Galigo saat ini hanya dipahami oleh kurang dari 100 orang. La galigo kini sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

La Galigo mendapat pengakuan dunia

Pada tahun 2011, UNESCO mengakui La Galigo sebagai memory of the world serta dikenal sebagai karya sastra terpanjang di dunia.

Karya sastra ini pernah dipentaskan pada tahun 2004 di Asia, Eropa, Australia dan Amerika Serikat, lo. Tentunya setelah cerita dalam karya sastra La Galigo diadaptasi oleh Rhoda Grauer dan disutradarai oleh Robert Wilson.

Wah, ternyata kita juga memiliki karya sastra yang menakjubkan dan membanggakan.