Kisah Putu Bambu, Jajanan Tradisional yang Hampir Terlupakan

By Eka Kartika, Kamis, 13 Juli 2017 | 08:38 WIB
Kue putu bambu, Foto: Eka Kartika (Eka Kartika)

Tuuut.... tuuut… tuut...  Itu bukan bunyi kereta api, melainkan bunyi khas dari gerobak penjual kue putu. Tahukah teman-teman, bunyi itu keluar darimana?

Kue putu berisi gula merah dan bertabur kelapa parut

Kue putu atau puthu adalah salah satu kue jajanan khas Indonesia.  Bahan dasar kue putu adalah tepung beras yang berbentuk butiran kasar. Tepung beras itu dimasukkan ke dalam cetakan kecil dari bambu. Bagian tengahnya diisi dengan gula merah, lalu dipadatkan lagi dengan tepung beras. Setelah dikukus sampai matang, kue putu dikeluarkan dan ditaburi parutan kelapa. 

 

Sudah Jarang Dijumpai

Kue ini gurih dan manis. Sayangnya, penjual kue putu sudah mulai jarang dijumpai. Biasanya, penjual kue putu keluar pada sore hingga malam hari. Jika gerobaknya lewat, akan terdengar bunyi khas... tuuut... tuuuut...

Sebetulnya, itu adalah bunyi uap yang keluar dari alat suitan pada kukusan putu di gerobak. Namun, bunyi itu sekaligus menjadi pemberitahuan, kalau penjual putu lewat. Para pembeli pun akan bergegas keluar rumah untuk memanggilnya.

 

Alat Kukus Kue Putu

Kue Putu yang akan dikukus biasanya dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari bahan alami, yaitu bambu. Namun, ada juga pedagang yang mempergunakan pipa PVC (Polivinil Klorida) yang biasanya dipakai untuk pipa bangunan. Alasannya agar lebih praktis dan mudah. Namun, belum tentu baik untuk kesehatan tubuh kita. Jadi, kalau mau membeli jajanan tradisionl ini, kamu harus hati-hati dan memerhatikan alat pembuatannya, ya...

Aneka ragam kue putu bambu tanah air

Warna kue putu memang tidak bermacam-macam. Biasanya berwarna hijau muda karena menggunakan daun pandan sebagai pewarna alami. Aromanya juga menjadi wangi pandan. Namun ada pula kue putu yang berwana putih.

Kalau kue putu asal Bugis, Sulawesi Selatan, biasanya memakai bahan beras ketan hitam, tanpa gula. Kue ini lebih sering dijual di pagi hari, menjadi santapan sarapan yang praktis. Cara makannya agak berbeda dengan kue putu di Jawa. Di Bugis, kue putu disajikan dengan taburan kelapa dan sambal. 

Walaupun kini mulai jarang ditemui, kue putu cukup dikenal di negeri tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.