Berwisata ke Desa Sambil Belajar Budaya Bali

By Danastri Permata Putri, Senin, 17 Juli 2017 | 12:25 WIB
Desa Wisata Penglipuran (Danastri Permata Putri)

Bali terkenal dengan wisata pantainya yang sangat indah. Namun, wisata di Bali bukan hanya pantai, lo! Ada juga desa wisata yang menarik untuk dikunjungi. Yuk, kita intip Desa Wisata Penglipuran ini!

Tidak Memiliki Pantai

Desa ini terletak di Kabupaten Bangli. Tahukah kamu, ternyata Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai. Namun, di sini terdapat wisata yang tidak kalah menarik dengan pantai. Namanya Desa Penglipuran.

Masih Tradisional

Desa Penglipuran merupakan desa adat Bali. Desa ini masih sangat tradisional, rumah-rumahnya tertata rapi. Jika mengunjungi desa ini, kita akan disambut dengan suasana yang khas akan budaya Bali. Memang, penduduk desa ini masih sangat mempertahankan tradisi asli Bali.

Suasana Sejuk dan Nyaman

Rumah di desa ini tampak hampir seragam, dengan arsitektur tradisional. Tiangnya dari kayu dengan atap yang khas berupa sirap bambu, dibatasi tembok dan memiliki gerbang khas Bali sebagai pintu masuk. Gerbang ini disebut angkul-angkul. Suasana di sini juga khas pedesaan, yaitu sejuk dan asri.

Mempertahankan Kebudayaan

Awalnya, desa ini hanyalah sebuah desa yang ingin mempertahankan kebudayaan Bali. Namun pada sekitar tahun 1990, mahasiswa Udayana melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan membangun taman-taman kecil serta penataan lingkungan di desa ini. Kemudian pada tahun 1991/1992 ada beberapa wisatawan yang mengunjungi desa ini. Akhirnya pada tahun 1993, desa ini ditetapkan sebagai desa wisata.

Berwisata Sambil Belajar

Jika berkunjung ke sini, kita bisa berwisata sekaligus mempelajari kebudayaan Bali. Desa ini menyuguhkan kehidupan keseharian penduduk setempat. Kita juga bisa mengikuti kursus tari, mempelajari kebudayaan Bali tempo dulu, kepercayaan, kehidupan sosial, dan kegiatan lainnya.

Penghargaan Kalpataru

Desa Penglipuran juga sangat bersih, lo! Kita tidak akan menemukan sampah yang berserakan di sini. Tidak heran, desa ini pernah mendapat penghargaan Kalpataru. Masyarakat setempat dianggap mampu menyelamatkan lingkungan yang menjadi ciri khas desanya. Selain itu, mereka juga mampu mempertahankan adat budaya para leluhur, tata kota, serta bangunan tradisionalnya.