Misteri Hieroglif dan Champollion

By Aan Madrus, Rabu, 19 Juli 2017 | 02:07 WIB
1 (Aan Madrus)

Hieroglif adalah tulisan yang terukir di dinding piramida. Piramida adalah makam para firaun, gelar untuk raja-raja Mesir Kuno. Ratusan tahun hieroglif tak digunakan, hingga akhirnya tak ada yang bisa membaca huruf hieroglif. Untung ada Champollion.

Rakyat Mesir Kuno percaya bahwa firaun adalah dewa. Jika firaun meninggal dunia, maka ia akan jadi bintang di langit. Di langit, para firaun akan mengamati manusia di Bumi. Piramida yang berbentuk lancip di ujungnya, akan memudahkan para firaun untuk meluncur ke langit dan menjadi bintang.

Untuk mengiringi arwah firaun, doa-doa diukir di dinding piramida. Ada juga yang ditulis papyrus. Papyrus adalah cikal bakal kertas. Doa-doa itu ditulis dengan huruf mirip gambar orang sedang melakukan kegiatan, binatang, tanaman, dan lain-lain.

Huruf itu sekarang  disebut hieroglif. Nama hieroglif berasal dari bahasa Yunani, hieros dan glypho. Hieros berarti suci.  Glypho berarti mengukir. Orang Yunani menggunakan istilah hieroglif pada huruf serupa yang mereka gunakan untuk menulis doa.

Kebudayaan Mesir Kuno lenyap sejak dijajah Romawi Kuno. Selama 1.800 tahun huruf hieroglif tidak digunakan. Sampai akhirnya tidak ada yang bisa membacanya lagi.

Pada suatu hari, Kaisar Napoleon Bonaparte dari Prancis membawa benda-benda purbakala Mesir ke Prancis. Ia membuat museum benda purbakali mesir di Paris. Napoleon Bonaparte memerintahkan orang Prancis untuk memecahkan misteri huruf hieroglif.

Adalah seorang pemuda desa bernama Jean Francois Champollion. Champollion sangat cerdas. Meskipun masih muda, ia bisa bahasa Yunani, Latin, Ibrani, Arab, Syiria, dan Palawa berkat pelajaran dari kakaknya.

Champollion diajak kakaknya pergi ke Museum Benda Purbakali Mesir. Champollion tertarik pada tulisan hieroglif yang terukir pada tutup makam firaun. Ada gambar burung, ular, serangga, alang-alang, kapak, orang sedang duduk, dan lain-lain. Champollion bersumpah akan menjadi orang pertama yang bisa membaca huruf hieroglif.

Champollion meminta museum untuk mengirimnya ke Mesir. Champollion pun berangkat ke Mesir dengan beberapa seniman. Para seniman bertugas menggambar semua tulisan hieroglif di makan firaun.

Di Mesir, Champollion sering tidak bisa tidur karena sangat penasaran dengan misteri huruf hieroglif. Ia juga menghabiskan banyak uangnya untuk membeli papyrus kuno berisi tulisan hieroglif.

Suatu hari ia berjalan-jalan di sepanjang tepian Sungai Nil. Ia melihat alam Mesir. Ia juga melihat kegiatan para penduduk Mesir. Dari situlah ia tahu, ternyata huruf hieroglif diambil dari alam dan kegiatan penduduk Mesir. Bunyi setiap lambang huruf diambil dari bunyi huruf pertama nama alam atau nama kegiatan penduduk. Dari situlah Champollion bisa membaca tulisan hieroglif. Sejak itu, seluruh dunia tahu cerita tentang kehidupan orang Mesir Kuno.