Cergam Bobo: Kebun Bunga Balon

By Sylvana Toemon, Minggu, 22 April 2018 | 23:00 WIB
Cergam Bobo: Kebun Bunga Balon (Sylvana Toemon)

Emak dan anak-anak berkunjung ke toko tanaman. “Wah, ada bunga balon!” seru Upik gembira. “Aku ingin menanamnya.” Emak membelikan Upik sekantung bibit bunga balon.

Upik menanam bibit bunga balonnya ke dalam pot-pot kecil. Bobo dan Coreng membantunya. “Cepat tumbuh, ya!” pesan Upik pada bibit-bibit bunga balonnya.

Upik rajin sekali merawat bibit bunga balonnya. Beberapa hari kemudian, bibit itu sudah mulai tumbuh. “Hore, bunga balonku mulai tumbuh!” seru Upik sambil bersorak gembira.

Tapi, lama kelamaan, Upik mulai malas menyiram tanamannya. “Aku capek. Aku mau tidur,” jawab Upik ketika Emak mengingatkannya. “Kamu aja deh, Bo, yang menyiram tanamanku,” bujuk Upik.

Bunga balon yang mulai tumbuh tinggi akhirnya layu karena tidak pernah disiram. Oh, Upik sedih sekali. “Maaf ya, pohon-pohon bunga balonku, aku malas menyiram kalian, sampai kalian layu.”

Upik sedih sampai berhari-hari. Bobo kasihan melihatnya. “Ayo kita bikin kebun bunga balon, Pik!” ajak Bobo. Upik bingung. “Bukankah tanaman bunga balon sudah mati semua, Bo?” tanyanya. Bobo tersenyum misterius.

“Lihat! Kebun bunga balon warna-warni!” seru Bobo. Olala, rupanya Bobo mengikatkan balon warna-warni di antara pepohonan di kebun. “Wah, ini sih balon asli, indah sekali!” seru Upik gembira. “Makasih, Bo! Kamu memang cerdik!”

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi