Asalnya dari Jepang, tapi sekarang sudah menjadi makanan khas Kota Sukabumi. Kok bisa, ya?
Penjajahan Jepang
Ternyata, kue mochi mulai masuk ke Sukabumi saat Jepang menjajah Indonesia. Kala itu, kue mochi berukuran besar dan diberi isian kacang hijau. Masaknya dikukus, persis seperti bakpau.
Kue mochi itu dimodifikasi oleh Pak Kuswandi. Ukurannya dibuat kecil dan isiannya diganti kacang tanah biasa. Cara memasaknya direbus, bukan dikukus. Nah, kue mochi hasil modifikasi Pak Kuswandi inilah yang menjadi makanan khas Sukabumi dan kita kenal hingga kini.
Pengolahan Panjang
Untuk membuat kue mochi, tepung ketan harus dimasak bersama air. Pada waktu yang sama, air dan gula juga harus dimasak. Setelah sama-sama matang, keduanya akan dicampur dalam sebuah wajan besar dan diadon selama 45 menit.
Setelah kering dan kenyal, adonan akan dituang ke dalam baki kotak dan didiamkan hingga dingin. Setelah dingin, adonan akan dipotong kotak-kotak berukuran 3x3cm dan ditaburi tepung kanji yang telah disangrai. Tepung kanji berfungsi sebagai penambah cita rasa dan menjaga adonan agar tidak lengket.
Adonan mochi yang sudah dipotong-potong akan diberi isian dan dibentuk menjadi bulat. Bulatan-bulatan kue mochi akan dibedaki lagi dengan tepung kanji supaya tidak lengket. Setelah itu, barulah kue mochi dimasukkan ke dalam kemasan. O ya, isian kue moci terbuat dari kacang sangrai yang sudah digiling dan diberi gula.
Aneka Rasa
Kue moci memiliki banyak rasa, mulai dari stroberi, pandan, dan vanilla dengan isian kacang. Ada juga kue mochi wijen, keju kacang, cokelat, dan keju tanpa kacang.
Kue mochi rasa pandan menggunakan perasa alami daun pandan, sedangkan kue moci rasa stroberi dan vanilla menggunakan perasa makanan. O ya, kue ini tidak menggunakan pengawet makanan, lo. Jadi, kue ini hanya bisa bertahan empat hari.
Itulah kue mochi, makanan khas Jepang yang dimodifikasi menjadi makanan khas Sukabumi.
Teks: Joko, Foto: Ricky Martin