Upik sedang asyik bermain dengan Pricot, hamster kesayangannya. Pricot berputar-putar dengan semangat di dalam kandangnya. “Kamu pintar akrobat, Pricot!” puji Upik. “Eh, Pak Pos bawa apa, ya? Kita lihat, yuk!”
“Lomba satwa istimewa,” baca Upik pelan-pelan. “Wah, kalau kita ikut, kamu pasti menang, Pricot!” seru Upik dengan semangat. Upik menunjukkan brosur itu pada Bobo. “Aku dan Pricot mau ikut lomba satwa istimewa,” kata Upik.
“Ayo Pricot, aku harus menyisir bulu-bulumu biar cantik,” bujuk Upik. Pricot meronta-ronta dalam genggaman Upik. Upik juga membersihkan dan menghias kandang Pricot dengan pita-pita.
“Lihat, calon juara lomba satwa istimewa,” pamer Upik pada Bobo. Bobo tertawa geli melihat kandang Pricot yang dihiasi dengan pita-pita. “Kok tertawa, sih? Pricot kan memang istimewa,” kata Upik.
Upik membawa Pricot ke arena lomba. “Kakatuaku bisa bicara,” pamer Pak Pupung. “Sapiku bisa menghitung,” Pak Toktok tak mau kalah. “Pricot bisa apa, ya?” pikir Upik. “Tenang, Pricot pasti menang!” bisik Bobo.
Juri mulai menilai peserta lomba. “Mengapa hamstermu istimewa, Nak?” tanya Pak Juri pada Upik. “Hamster kesayanganku ini bisa bermain akrobat, Pak!” jelas Upik sambil memamerkan Pricot yang sedang berputar-putar.
Upik berdebar-debar menunggu pengumuman pemenang. Juara tiga dan dua sudah diumumkan. Upik mulai putus asa. “Dan pemenang utamanya...,” kata Pak Juri. “Sapi Totol Hitam!” Hiks, air mata menetes di pipi Upik.
“Ayo pulang, Pricot,” kata Upik dengan sedih. “Tunggu, Nak! Biarpun kalah, kamu rajin merawat hamstermu. Ini hadiah untukmu,” kata Pak Juri. “Wow, hamster lagi! Bisa jadi teman Pricot! Terima kasih!” seru Upik gembira.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi