Cecil si Naga Pemalas

By Sylvana Toemon, Selasa, 24 April 2018 | 08:00 WIB
Cecil si naga pemalas (Sylvana Toemon)

"Kau tidak pernah berbuat sesuatu. Kecuali malas-malasan, baca komik, dan bikin rumah pondok kita terbakar!"

Cecil menjawab, "Untuk sementara, Pap dan Mam tinggal di rumah Bibi Lusi. Aku sudah punya rencana. Sebentar lagi aku punya pekerjaan yang luar biasa."

Kali ini Cecil benar-benar memiliki rencana. Ketika meringkuk di kolam mendinginkan ekornya, ia melihat antrean panjang pembeli di depan kios hamburger Sid Rubah. Mereka jengkel karena Sid Rubah bekerja lamban. Hamburger pesanan mereka tidak segera matang. Melihat antrean itu, Cecil mendapat gagasan.

Di atas bekas rumah pondoknya, ia membangun sebuah kios hamburger, dan makanan cepat saji lainnya. Di depan kios dipasangnya papan besar: KIOS CECIL - MAKANAN PALING CEPAT SAJI. Pelayanan saji di kios Cecil, memang paling cepat di kota itu. Cecil cuma menghembuskan napas panas ke adonan yang sudah disiapkan. Dengan satu hembusan napas, sepuluh sosis, empat hamburger, dan dua paha ayam langsung matang.

Usaha Cecil berkembang pesat. Dalam waktu singkat ia berhasil mendapat banyak pelanggan. Dan tentu saja, mendapat banyak untung juga. Rumah pondok kedua orang tuanya dibangun kembali. Papa dan Mama merasa lega. Wajah Papa menjadi normal, berwama kehijauan. Tak habis-habisnya Mama menciumi pipi anak kesayangannya.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Diceritakan kembali dari cerita Cecil the Lazy Dragon