Ulugh Beg, Sultan Sekaligus Astronom

By Aan Madrus, Rabu, 2 Agustus 2017 | 03:30 WIB
Patung Ulugh Beg (Aan Madrus)

Namanya Mirza Mohammad Targh bin Syahruk. Ia merupakan seorang sultan sekaligus seorang astronom. Seperti apa kisahnya?

Ia lahir di Sultaniyah, Persia (sekarang Iran) pada 22 Maret 1394. Kakeknya, Timur Leng, adalah penakluk dan pendiri Kekaisaran Timurid di Asia Tengah. Sepeninggal kakeknya, Mirza kecil menetap di Samarkand, ibukota Timurid.

Pada tahun 1409, Mirza yang masih remaja diangkat menjadi gubernur Samarkand. Tahun 1411, ia menjadi sultan di Mavarannahr (sekarang Uzbekistan, Tajikistan, dan sebagian Kazakshstan). Gelarnya Mirza Ulugh Beg atau Mirza Penguasa Agung.

Ulugh Beg sangat mencintai astronomi dan matematika. Ia membangun beberapa perguruan tinggi. Ulugh Beg mengundang astronom dan matematikawan untuk belajar di sana. Di bawah pimpinannya, Samarakand menjadi pusat ilmu pengetahuan.

Pada tahun 1420, Ulugh Beg mendirikan sebuah observatorium yang diberi nama Gurkhani Zij. Gurkhani Zij merupakan bangunan berbentuk silinder yang terdiri dari 3 lantai. Tingginya 36 meter dengan diameter 75 meter.

Observatorium itu tidak dilengkapi dengan teleskop, tapi observatorium itu punya sextant raksasa yang diberi nama Fakhri Sextant. Sextant adalah alat berbentuk seperenam lingkaran yang berfungsi untuk mengamati benda-benda angkasa. Sextant di Gurkhani Zij terbuat dari marmer. Panjang jari-jarinya sekitar 36 meter. Bagian yang melengkung berada di bagian dasar bangunan yang berada di dalam tanah.

Selain sextant, di Gurkhani Zij juga ada Armillary Sphere. Ini adalah sebuah alat yang digunakan untuk perhitungan perbintangan.

Setiap hari, di obsertariumnya Ulugh Beg mengamati gerakan bintang dan planet.

Misalnya, pada hari ini, jam segini, bintang berada pada posisi berapa.  Besoknya pada jam yang sama, bintang itu berada posisi berapa.

Lusanya pada jam yang sama, bintang itu berada posisi berapa. Begitu seterusnya sampai akhirnya pada tahun 1437 Ulugh Beg berhasil menyusun katalog bintang yang diberi judul Zij-i-Sultani.

Katalog itu memuat 994 posisi dan orbit bintang. Ia juga mengoreksi kesalahan yang ada pada katalog bintang sebelumnya. Katalog bintang yang disusunnya itu sampai sekarang masih dianggap akurat.

Pada tahun 1437, Ulugh Beg mengumumkan hasil perhitungan rotasi Bumi terhadap Matahari. Menurut Ulugh Beg, satu tahun adalah 365 hari, 5 jam, 49 menit dan 15 detik. Nilai ini juga cukup akurat. Pada tahun 1525, nilai ini diperbaiki oleh Nicolaus Copernicus dengan selisih waktu hanya 28 detik.

Ulugh Beg sukses menjadi seorang astronom. Tetapi sebagai sultan yang harus memperluas daerah kekuasaan, ia gagal. Tentara Ulugh Beg banyak mengalami kekalahan dalam peperangan. Ini membuat anaknya, Abdul Latif kecewa. Observatorium Gurkhani Zij dihancurkan. Hanya bagian yang berada di bawah tanah saja yang masih utuh dan terkubur.

Gurkhani Zij ditemukan kembali pada tahun 1908 oleh Vladimir Viyaktin, seorang arkeolog Rusia.