“Mungkin karena ini hari terakhir, jadi agak ramai Dea. Mau Ayah gendong?” tanya Ayah.
“Tidak, Ayah. Dia pegangan saja sama Ayah,” jawab Dea.
Baru memasuki pameran, ia kagum pada seorang seniman yang sedang menghias boneka-boneka lucu.
“Ayah lihat ini, lihat ini Ayah!” kata Dea sambil mendekati seniman yang asik menghias boneka lucu.
“Seperti smurf, tapi warna-warni,” kata Dea pada dirinya sendiri.
Dea menatap kagum pada seniman yang sedang asik bekerja.
Langkah Dea berlanjut lagi dan berhenti di karya seni kupu-kupu yang begitu unik. Salah satu sayapnya jadi ada karena bayangan sayap yang lainnya. Dea yang sangat suka kupu-kupu pun berdiri kagum di depan karya seni itu.
Dea melangkah lagi memasuki area pameran. “Waaaahhhh!” katanya sambil melihat banyak sekali bilik-bilik dari berbagai negara. Satu per satu bilik itu dikunjungi oleh Dea.
Dea tertarik pada lukisan yang dibuat dengan benang, bukan dengan cat. Unik sekali lukisan itu. Kalau Ayah tidak bilang kalau lukisan itu dari benang, Dea sudah berpikir kalau lukisna itu dari menggunakan cat.
“Bagus, ya, Ayah, lukisan dari benangnya,” kata Dea terkagum-kagum
Ayah mengangguk setuju.
“Ibu, Dea boleh pinjam kamera?” tanya Dea. “Dea suka lukisan itu,” lanjut Dea sambil menunjuk salah satu lukisan.