Cita-Cita Dea

By Putri Puspita, Rabu, 2 Agustus 2017 | 05:00 WIB
Karya Seni yang unik (Putri Puspita)

“Boleh…. tapi hati-hati, ya. Jangan sampai merusak lukisan,” kata Ibu.

Dea dengan gembira menggunakan kamera Ibu. Beberapa lukisan ia foto. Sampailah ia di salah satu bilik.

“Halo… nama kamu siapa?” tanya yang menjaga bilik itu.

“Dea. Kalau Kakak?” tanya Dea.

“Shelly,” jawab kakak cantik itu.

Shelly? Dea membaca lagi nama di lukisan yang barusan ia potret. Namanya sama.

“Kakak yang buat lukisan ini?” tanya Dea dengan mata berbinar.

Kakak cantik itu tersenyum dan mengangguk.

“Sssstttt… jangan bilang-bilang, ya,” kata Kak Shelly.

Dea mengangguk. “Kak, Dea ingin jadi seniman seperti kakak kalau sudah besar,” kata Dea.

“Waaaah, senangnya, masih ada anak yang mau jadi seniman,” kata kakak itu dengan wajah berbinar.

“Iya, jadi seniman pasti asik,” kata Dea. Kak Shelly hanya mengangguk.