Bioskop sering dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, terutama saat hari libur. Bicara soal bioskop, apakah ada yang tahu bagaimana sejarah bioskop di Indonesia?
Di Rumah Warga Belanda
Bioskop pertama di Indonesia berada di rumah seorang warga Belanda, tepatnya di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat. Bioskop itu didirikan pada Desember 1900. Untuk masuk ke bisokop ini, pengunjung harus membayar karcis seharga 1 gulden (untuk kelas I) dan 2 gulden (untuk kelas II).
O iya, bisokop ini berada di tempat terbuka. Jadi, kalau ada hujan, penontonnya akan kehujanan. Selain itu, film yang ditayangkan di bioskop tersebut juga tidak ada suaranya atau film bisu. Charlie Caplin adalah salah satu film bisu yang ditayangkan di bioskop ini.
Berkembang di Tahun 1940-an
Perkembangan bioskop di Jakarta cukup tinggi. Hingga tahun 1940-an, ada beberapa bioskop yang muncul, seperti Elite di Pintu Air, Rex di Kramat Bunder, Cinema di Krekot, Rialto di Senen dan Tanah Abang, Orion di Glodok, Al Hambra di Sawah Besar, Oost Java di Jalan Veteran, dan masih banyak lagi.
Pada tahun 1951, Bioskop Metropole yang bisa menampung 1.700 tempat duduk diresmikan. Bioskop ini sudah mulai canggih, karena berada di dalam gedung dan film yang ditayangkan juga bukan film bisu.
Terus Berkembang
Perkembangan bioskop terus meningkat, hingga pada tahun 1987 bioskop berkonsep gedung dan memiliki lebih dari satu ruang menonton pun terus bertambah. Nah, pada tahun 2000-an mulai muncul bioskop yang dikelola, seperti XXI, The Premier, dan Blitzmegaplex.
Nah, Teman-teman, itulah sekilas sejarah tentang bioskop di Indonesia. Semoga bermanfaat!
Foto: Creative Commons