Lobi Lobi dan Coreng sedang bermain bersama. “Wah, crayonku patah, pasti kamu yang mematahkannya!” seru Coreng. “Aku tidak melakukannya!” bantah Lobi Lobi. Coreng dan Lobi Lobi mulai bertengkar.
“Coreng, tolong ambilkan pensil di sebelah Lobi Lobi, dong!” pinta Bobo. Coreng menggeleng. “Aku tidak mau dekat dengan Lobi Lobi,” katanya ketus. Wah, wah, wah, rupanya Coreng masih marah.
“Main di halaman, yuk!” ajak Bobo. “Aku punya mainan baru.” Coreng dan Lobi Lobi mengikuti Bobo. Hihi... Bobo tertawa geli melihat dua anak itu bermain di sudut kebun yang berjauhan.
“Hei, aku punya kue cokelat!” teriak Bobo. Lobi Lobi dan Coreng langsung bersemangat. “Tapi, satu untuk berdua, ya!” Huuu... Coreng langsung mencibir. Lobi Lobi pun kembali asyik dengan mainannya.
“Ya sudah, aku simpan di kulkas. Kalau kalian mau, ambil sendiri, ya! Tapi ingat, satu untuk berdua!” pesan Bobo. Coreng dan Lobi Lobi tetap asyik dengan mainan mereka.
”Kue cokelat Bobo kelihatannya enak sekali,” pikir Lobi Lobi. ”Aku mau, ah!” Lobi Lobi berlari ke kulkas. Ups, ternyata sudah ada Coreng yang membuka kulkas, sedang membagi kue menjadi dua.
Bagaimanakah akhir cerita ini? Kamu yang menentukannya. Buatlah akhir ceritamu berdasarkan gambar terakhir dengan menyertakan kata-kata “kue perdamaian”.
Tulis jawabanmu di kolom komentar di bawah cergam ini. Cantumkan nama, kota, dan jawaban kamu. (Untuk keamanan, jangan mencantumkan alamat lengkap. Pemenang akan dihubungi oleh redaksi Bobo)
Bobo tunggu jawaban kuismu sampai 27 September 2017.
Mmm... enak sekali, kata Lobi Lobi. Tapi, aku lebih suka yang ada kejunya, sahut Coreng. Ibuku suka membuat kue yang pakai selai lobi-lobi. Coreng dan Lobi Lobi mengobrol dengan seru sambil makan kue cokelat mereka. Bobo yang mengintip tersenyum melihat kedua anak itu rukun kembali. Akhirnya mereka lupa kalau sedang marahan. Untung ada kue perdamaian; kata Bobo.