Cergam Bobo: Lampion Kunang-Kunang

By Sylvana Toemon, Jumat, 11 Mei 2018 | 23:00 WIB
Cergam Bobo: Lampion Kunang-Kunang (Sylvana Toemon)

Keluarga kelinci pergi berkemah. “Wuah, asyiknya melihat hamparan sawah yang luas!” seru Bobo. “Ayo kita berfoto dulu!” Klik! Klik! Anak-anak berfoto dengan gaya mereka yang lucu.

“Akhirnya, sampai juga di tempat berkemah. Ayo kita dirikan tenda selagi masih sore,” kata Coreng. “Aku yang paling cepat!” teriak Simpul. Tentu saja. Simpul kan pandai tali temali.

“Yaaah!!!” Tiba-tiba Upik berseru. “Lampu kita ketinggalan!” Padahal hari sudah mulai gelap. “Aduuuh, gimana dong, Bo?” tanya Coreng dengan cemas.

“Tenang! Aku punya senter!” seru Simpul. Byar! Simpul menyalakan senternya. “Wah, nyalanya sudah tidak terang.” Bobo menyahut, “Lagipula, kalau pakai senter pasti boros.”

“Booo, aku takut gelap. Sebentar lagi sudah malam,” rengek Upik. “Iya, ya. Gimana, dong?” kata Coreng sambil berpikir. Tiba-tiba Bobo menjentikkan jarinya. “Aku ada ide!”

“Ayo kita ke sawah!” ajak Bobo. “Wow, lautan kunang-kunang!” seru Upik kegirangan. Wah, sawah jadi terang oleh cahaya kunang-kunang. “Aha! Aku tahu rencana Bobo!” seru Coreng.

Lihat! Anak-anak memasukkan beberapa kunang-kunang ke dalam plastik. “Kita bikin jadi lampion. Jangan lupa plastiknya dilubangi untuk bernafas,” kata Bobo mengingatkan.

“Wah, sekarang tenda kita jadi terang!” seru Upik kegirangan. “Seru, ya, membuat lampion kunang-kunang.” Anak-anak memandang lampion kunang-kunang yang berkerlap-kerlip dengan takjub.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi