Kereta merupakan salah satu alat transportasi umum yang banyak digunakan. Di Jabodetabek saja, pengguna KRL bisa mencapai 600 ribu dalam sehari. Bicara soal kereta api, adakah diantara kamu yang pernah mengunjungi Museum Kereta Api Sawahlunto?
Sejak Kolonial Belanda
Museum Kereta Api Sawahlunto terletak di Jalan Kampung Teleng, Kelurahan Pasar, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Tempat ini sudah berdiri sejak masa kolonial belanda, kira-kira tahun 1918.
Pada tahun 1868, orang belanda bernama W. H. de Greeve menemukan sumber batu bara yang melimpah di Sawahlunto. Akhirnya, pihak Belanda pun menanamkan 5,5 juta gulden sebagai modal untuk membangun pemukiman dan fasilitas perusahaan tambang batubara Ombilin.
Selain itu, pihak Belanda juga membangun stasiun pemberhentian kereta dan jalur kereta untuk mengangkut batu bara tersebut ke beberapa tempat. Salah satunya adalah Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.
2005
Setelah berfungsi sebagai stasiun selama beberapa dekade, Stasiun Kereta Api Sawahlunto pun berubah menjadi museum pada 17 Desember 2005. Sejak itu, Indonesia punya dua museum kereta api, yakni Museum Kereta Api Ambarawa dan Museum Kereta Api sawahlunto.
Sejak diresmikan sebagai museum, lokomotif uap yang ada di sini pun berubah menjadi kereta wisata yang melayani rute Stasiun Sawahlunto – Muara Kalaban. Tapi sayang, semenjak tahun 2013, lokomotif itu ikut dimuseumkan, karena pipa pembakarannya bocor.
Memiliki banyak koleksi
Museum ini memiliki beragam koleksi yang terdiri dari gerbong (5), lokomotif uap (1), jam (2), alat-alat sinyal atau komunikasi (34), foto dokumentasi (34), miniatur lokomotif (9), brankas (3), dongkrak rel (5), label pabrik (3), timbangan (3), lonceng penjaga (1), dan baterai lokomotif (2).
Bagi kamu yang penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang tempat ini, maka kunjungilah Museum Kereta Api Sawahlunto. Tempat ini buka setiap hari Selasa – Minggu mulai pukul 07:30.
Foto: Kompas.com - Fitri Prawitasari