Kaghati, Layang-Layang dari Indonesia

By willa widiana, Rabu, 9 Agustus 2017 | 08:45 WIB
Kaghati, Layang-Layang dari Indonesia. (willa widiana)

Bermain layang-layang saat musim kemarau memang seru. Angin kemarau yang besar bisa membuat layangan kita terbang tinggi. Bicara soal layang-layang, ada beberapa info seputar layang-layang yang harus kamu ketahui, nih, Teman-teman!

Benjamin Franklin

Layang-layang mulai terkenal sejak digunakan oleh Benjamin Franklin. Beliau menggunakan layang-layang untuk mencari petir.

Kaghati, layang-layang dari Indonesia

Layang-layang sudah ada di Indonesia sejak lama. Hal itu terbukti dengan adanya lukisan tangan manusia di Gua Sugi Patani, Desa Liang Kobori, Pulau Muna. Lukisan itu menggambarkan orang yang sedang main layang-layang.

Layang-layang yang ada di dalam lukisan gua itu bernama Kaghati. Layang-layang itu berasal dari Pulau Muna, di Sulawesi Tenggara.

Oker

Lukisan yang ada di dalam gua itu dibuat oleh orang-orang zaman dulu. Mereka membuat lukisan itu menggunakan oker (campuran antara tanah liat dan getah pohon).

Daun dan Bambu

Sebelum membuat kaghati, orang zaman dulu akan mengeringkan daun dan membuang ujung daun. Untuk membuat satu buah kaghati, diperlukan 100 lembar daun. Sambil menunggu daun kering, mereka akan membuat kerangka kaghati dari bambu. Kerangka kaghati mirip dengan kerangka layang-layang pada umumnya.

Daun yang sudah dijemur akan dijahit hingga membentuk lembaran yang besar. Setelah jadi, lembaran daun akan ditempel pada rangka dan jadilah kaghati. Supaya bisa diterbangkan, orang zaman dulu membuat tali layangan dari daun nanas hutan. Unik, ya!

Foto: Indonesia.travel, gocelebes.com