Burung Toki, Burung Langka yang Gemar Berpindah tempat

By Eka Kartika, Kamis, 10 Agustus 2017 | 04:15 WIB
Burung Toki, Foto: The daily Japan (Eka Kartika)

Beberapa spesies burung gemar melakukan migrasi atau berpindah tempat, salah satunya adalah burung toki. burung berkaki panjang ini, merupakan keluarga dari burung ibis. Walau melakukan migrasi, bukan berarti jumlah burung toki masih banyak, lo.

Burung yang Anggun

Tubuhnya yang tinggi dan besar ditutupi oleh bulu – bulu berwarna putih dan kakinya yang panjang, embuat burung toki terlihat anggun ketika ia menjejakkan kakinya di tanah.

Kulit bagian muka burung ini tidak ditumbuhi bulu dan berwarna merah. Ia juga memiliki jambul berwarna putih yang panjang dan lebat. Pada bagian ujung paruh yang hitam, nampak warna merah cerah.

Ketika musim semi hingga musim panas tiba, dari bagian leher burung ini keluar cairan berwarna hitam. Sehingga, bulu  burung toki yang tadinya berwarna putih pada bagian kepala hingga punggung, berubah menjadi kelabu.

Gemar Bermigrasi

Tidak hanya manusia saja yang bermigrasi, ternyata burung toki juga, lo. Pada pertengahan abad ke-18 hingga abad ke-19, habitat burung toki sebenarnya lebih banyak tersebar di Asia Timur.

Namun, karena berimigrasi, burung toki juga bisa ditemukan di Jepang, mulai dari Hokkaido bagian Selatan, Pulau Honshu, Tohoku, pesisir laut Jepang, Kyushu, dan Okinawa. 

Populasi Toki Berada dalam Status Kritis

Populasi burung toki di Asia timur perlahan mulai menyusut. Hal ini disebabkan oleh adanya penangkapan ikan yang berlebihan, sehingga ikan – ikan yang merupakan makanan burung toki pun menjadi berkurang.

Lahan pertanian pun semakin lama semakin berkurang, akibat begitu pesatnya pembangunan. Akibatnya, makanan burung toki di daratan pun jadi ikut berkurang.

Saat ini, di alam liar Jepang diperkirakan jumlah burung toki sekitar  29 ekor. Nah, kalau di alam liar Republik Rakyat Tiongkok, burung toki kira – kira berjumlah 500 ekor.

Di dalam penangkaran, burung toki berjumlah sekitar 600 ekor di Tiongkok, 112 ekor di Jepang, dan hanya tinggal 2 eko di Korea Selatan.