Gasing di Nusantara

By willa widiana, Senin, 21 Agustus 2017 | 11:00 WIB
Gasing di Nusantara (willa widiana)

Gasing merupakan salah satu permainan tradisional yang banyak dimainkan. Setiap pulau di Indonesia memiliki gasing yang berbeda-beda, lo.

Simpang Siur

Bukti sejarah atau naskah kuno yang membahas tentang permainan ini masih belum ditemukan. Jadi, tidak ada yang tahu secara pasti, sejak kapan gasing ada di Nusantara. Bahkan, cerita di setiap daerah pun berbeda-beda.

Masyarakat di Kepulauan Riau percaya bahwa gasing sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan jauh sebelum itu. Masyarakat Jawa Barat juga mengatakan, bahwa gasing sudah ada sebelum kemerdekaan, sedangkan menurut masyarakat Sulawesi gasing sudah ada sejak tahun 1930-an. Jadi, hingga saat ini belum diketahui secara pasti darimana gasing berasal.

Banyak Nama

Beda tempat, beda pula nama yang diberikan untuk sebuah gasing. Di daerah Jawa Barat, gasing dikenal dengan nama panggal. Di Lampung, permainan ini disebut pukang, sedangkan di Bengkulu, kepulauan Riau, dan Tanjungpinang disebut gasing.

Gasing dan Legenda

Bagi kita, gasing hanya sebuah permainan. Tetapi, hal itu tidak berlaku bagu Suku Dayak Kanayatn. Mereka percaya, bahwa gasing adalah manusia jelmaan Talino (Tuhan) yang disebut Nek Gasikng. Ada sebuah cerita yang beredar tentang Nek Gasikng.

Konon, pada zaman dahulu, manusia tidak mengenal beras sebagai makanan pokok. Melihat hal itu, Nek Gasikng pun melakukan kegiatan berputar di tengah ruang utama samik, supaya padi turun ke bumi. Agar tidak repot berputar sendiri, Nek Gasikng pun membuat sebuah benda yang bisa berputar seperti dirinya. Nah, benda itu adalah gasing.

Gasing dan Adat

Menurut Pak Endi Aras, gasing tak hanya dijadikan alat bermain. Di beberapa daerah, gasing juga dijadikan alat untuk merayakan atau melakukan sesuatu. Misalnya di daerah Bukittinggi, gasing biasa dijadikan alat untuk melakukan ilmu hitam. Lalu, di daerah Kalimantan, gasing biasa dimainkan saat ada acara pindahan rumah.

O iya, menurut Pak Ansori, Anggota Gudang Dolanan, setiap tiga bulan sekali, masyarakat di daerah Penendem, Lombok Timur selalu mengadakan pertunjukkan/lomba gasing. Dalam acara ini, setiap desa akan mengirimkan 1 kelompok yang berisi 10 orang untuk mengikuti acara ini.

Nah, Teman-teman, itulah sedikit kisah tentang gasing di Nusantara. Kira-kira... kamu suka main gasing atau tidak?

Foto: Bambang Tetuko