Bobo, Coreng, dan Emak akan pergi ke pasar. Emak singgah sebentar di rumah temannya. “Kalian tunggu sebentar ya, Emak ada urusan sedikit,” kata Emak. Bobo dan Coreng mengangguk. Mereka berdiri menunggu di depan pagar.
Emak asyik mengobrol dengan temannya. Sementara, Bobo terheran-heran menyaksikan sebuah buldoser yang sedang mengeruk pasir. “Wui, ia dapat mengeruk pasir banyak sekali!” pikir Bobo kagum.
Coreng tidak tertarik melihat buldoser. Ia lebih suka mencoreng-moreng pagar. Lihat, Coreng mengeluarkan pensil warnanya dan mulai mencoreng-moreng.
“Bo, lihat, gambarku bagus, bukan?” tanya Coreng. “Aih, Coreng! Kenapa pagar itu kamu coreng-moreng?” teriak Bobo terkejut.
Bobo segera lari ke rumahnya dan kembali dengan membawa seember air. “Ayo, cepat bersihkan! Kalau tidak, nanti dimarahi,” kata Bobo.
Akhirnya, Bobo sendiri yang membersihkan pagar. Ia menyuruh Coreng memperhatikan Emak, kalau-kalau sudah selesai bicara dengan temannya. “Huh, lebih baik tadi kamu bermain bola saja, Reng!” omel Bobo sambil terus menyikat pagar.
Bobo belum selesai membersihkan pagar, ketika pengemudi buldoser menghampiri mereka. “Ayo anak manis, jangan main di sini. Nanti kalian terkeruk mesin buldoser,” kata pengemudi buldoser itu. Coreng segera pergi, sementara Bobo menyingkir beberapa langkah saja.
Buldoser itu sekarang maju dan mulai mendorong pagar. Kraaakk, kreeek, kraak! Terdengar suara pagar yang patah. Betapa terkejutnya Bobo melihat hal itu. Dalam waktu sepuluh menit saja, semua pagar sudah dirobohkan.
Tak lama kemudian, tampak Emak keluar. Dalam hati Bobo berkata, “Aih, celaka, pasti ia marah melihat pagarnya yang kotor!” Tapi, Bobo mendengar teman Emak berkata, “Pagar lama itu akan kuganti dengan yang baru!” Ya ampun, coba tadi pagar itu tidak usah dibersihkan!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi