Sandal jepit tentu sudah akrab dalam kehidupan sehari-hari kita. Konon, sendal jepit yang kini sering kita gunakan berasal dari Jepang saat berakhirnya Perang Dunia II.
Di Berbagai Negara
Sandal jepit diperkirakan telah digunakan manusia sejak zaman dahulu. Bahan pembuatnya berbeda-beda. Pada zaman Mesir Kuno, sandal jepit dibuat dari pelepah pohon kurma dan kulit pohon kelapa. Di India, sandal jepit dibuat dari kayu. Di Jepang, sandal jepit dibuat dari jerami dan ban bekas.
Berakhirnya Perang Dunia II
Kepopuleran sandal jepit diperkirakan berawal dari tentara Amerika Serikat yang membawa sandal jepit milik tentara Jepang. Sandal itu terbuat dari ban bekas.
Setelah itu, masyarakat di Amerika Serikat mengembangkan berbagai kreasi sandal jepit berwarna-warni. Bahkan, sandal jepit menjadi tren bagi masyarakat pesisir, seperti di California. Tahun 1962, Brazil pun meluncurkan havanias, sandal jepit rancangannya yang masih popular hingga sekarang di seluruh dunia, hingga Indonesia.
Nama yang Mengandung Unsur Jepang
Sandal jepit memiliki banyak sebutan di negara-negara lain. Jika dilihat dari asal kepopulerannya, yaitu saat digunakan tentara Jepang, maka banyak nama sandal jepit yang mengandung unsur Jepang.
Di Kroasia disebut japanke, di Malaysia menyebut Selipar japun atau selop jepang, di Polandia disebut japonki, lalu di Selandia Baru dikenal sebagai jandals yang merupakan singkatan dari japanese sandals, dan di Yunani dikenal dengan sebutan sagionares yang diambil dari bahasa Jepang, sayonara.