Hanya orang yang terlatih pernapasannya dapat menari topeng babakan Losari.
Gamelan mulai dibunyikan. Seorang penari duduk bersila menghadap sebuah kubus kayu yang diletakkan di antara para nayaga (penabuh gamelan). Kepalanya ia telungkupkan di atas kubus itu, berbantalkan lengan kiri. Ia berdiam diri beberapa saat. Lalu, bangkit dan mulai menari.
Penari itu seorang perempuan. Ia menari dengan gemulai. Setelah beberapa saat menari, ia kembali ke kubus kayu. Penari itu mengambil topeng yang dibungkus kain merah. Lalu, dengan gerakan yang luwes dan gagah, ia kenakan topeng itu di wajahnya.
Begitu topeng melekat, sosok penari itu terlihat beda. Tidak nampak lagi bahwa ia perempuan. Kini, yang terlihat adalah seorang ksatria berwajah merah, lenggak-lenggok dan gerak menghentak penari itu membuat ksatria itu terlihat seakan-akan besar dan gagah.
Inilah tari topeng babakan Losari. Tarian ini adalah salah satu tari topeng asal Cirebon yang berbeda dari gaya tari topeng Cirebon lainnya. misalnya, tari topeng Losari memiliki gerakan galeyon atau memutar badan ke belakang seperti kayang saat senam. Ada juga gantung skill, yakni menari dalam posisi berdiri sambil mengangkat satu kaki. Gantung sikil ini bisa dilakukan selama 10 menit.
Yang paling unik adalah kedok (topeng) yang dikenakannya. Topeng losari tidak memiliki lubang hidung dan mata. Topengnya rapat, hampir tak ada celah udara. Topeng ini menempel di wajah, karena si penari menggigit kayu pada bagian mulut. Bisa dibayangkan, betapa pengap dan gelap gulitanya mengenakan topeng ini. Meskipun begitu, penari topeng Losari dapat bergerak leluasa dan menari dengan gagah. Yang tidak terbiasa, mungkin akan cepat lemas dan pingsan karena kurang oksigen.
Tari topeng ini ratusan tahun usianya. Ia diwariskan turun-temurun pada keluarga penciptanya. Sekarang, tari tradisi seperti ini semakin sulit bertahan. Sebab, harus bersaing dengan semakin banyaknya hiburan.
Teks: Joko, Foto: Ricky Martin