Kisah Sarung yang Melekat pada Masyarakat Indonesia

By willa widiana, Selasa, 5 September 2017 | 10:36 WIB
Kisah Tentang Sarung (willa widiana)

Sarung merupakan kain yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Setiap suku di Indonesia punya sarung yang menjadi ciri khas. Bicara soal sarung, ada sedikit kisah tentang sarung yang ingin Bobo bagikan, nih.

Dari Negara Lain

Sarung adalah kain yang bentuknya seperti tabung. Sarung bukan asli Indonesia. Kain tabung ini berasal dari Yaman. Konon, sarung masuk ke negara kita ketika dibawa para pedagang dari Arab. Meski berasal dari negara lain, sarung telah menjadi bagian dari budaya negara kita.

Hitam, Kotak, Batik

Sejak zaman dulu, sarung tersebar luas di berbagai daerah di negara kita. Setiap daerah punya sarung khasnya masing- masing. Motif, bahan, dan warnanya sangat beraneka ragam. Ada sarung berwarna hitam polos dari Toraja. Ada sarung bermotif batik dari Madura. Ada juga sarung bermotif hewan yang bernama lau pahudu dari Sumba, NTT.

Jadi Pakaian Adat

Masyarakat Indonesia biasanya menggunakan sarung dengan pakaian adat. Di Sulawesi Selatan, baju bodo dikenakan dengan lipa’sa’be (sarung bermotif kotak-kotak dan berwarna mencolok). Di Bima, Sumbawa, perempuannya mengenakan dua potong sarung. Sarung pertama dikenakan sebagai bawahan, sedangkan sarung kedua dikenakan sebagai penutup badan, kepala, hingga muka. Sarung ini disebut rimpu.

Dari Ibadah Hingga Ayunan

Selain digunakan bersama pakaian adat, sarung juga bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari pakaian ibadah, pakaian upacara adat, alat untuk melakukan tarian adat, mahar, hingga alat untuk menghangatkan badan di malam hari. O iya, di Desa Wana, Lampung, sarung bisa dijadikan ayunan bayi, lo. Keren, kan?

Wah... luar biasa sekali, ya, masyarakat Indonesia. Mereka bisa menggunakan satu buah sarung untuk beragam kegiatan. Itulah sebuah kisah tentang sarung yang Bobo dapatkan. Kira-kira, sarung motif apa yang kamu miliki?

Teks: Lita/Willa, Foto: Ricky Martin