Hari ini akan diadakan pesta untuk menyambut pembukaan kolam renang baru. Bapak sudah tiba di tempat pesta. Sedangkan Bobo dan Upik baru akan berangkat.
Di tengah jalan, Upik minta dibelikan balon. Tapi, belum berapa jauh mereka berjalan, Upik berteriak, “Oh, balonku lepas, Bo!” Aih, sayang sekali!
“Mengapa tidak kamu pegang kuat-kuat talinya?” gerutu Bobo sambil mengejar balon. “Kita bisa terlambat tiba di kolam renang!” Upik tidak menjawab.
Untunglah balon itu belum melayang tinggi ke udara. Dengan sekali lompat saja, Bobo berhasil menangkapnya. Tapi… buk! Bobo menabrak penjual balon. Penjual balon terkejut sekali. Tanpa sengaja, ia melepaskan balonnya.
“Tolooong!” seru penjual balon. “Balonku lepas! Oh, habislah semua uangku!” Bobo juga terkejut, tapi ia segera mengejar balon yang lepas itu. Syukurlah, Bobo berhasil menangkapnya. Penjual balon pun tidak jadi kehilangan balonnya.
“Terima kasih, Nak,” ujar penjual balon. “Kalau tidak ada kamu…” Sebelum penjual balon menghabiskan kata-katanya Bobo sudah bertanya, “Lo, di mana Upik?” Bobo menengok ke kanan dan ke kiri. “Oh, mungkin ia sudah masuk ke kolam renang,” pikir Bobo.
Cepat-cepat Bobo berjalan menuju ke kolam renang untuk mencari Upik. Tetapi, tiba-tiba ia melihat banyak balon melayang-layang di angkasa. Balon-balon itu datang dari arah kolam renang. “Oh, apa yang telah dilakukan Upik? Apakah karena ulahnya balon itu lepas semua?”
Ketika Bobo masuk ke kolam renang, dilihatnya Upik berdiri di sisi Bapak. “Upik, apa yang telah…” Tetapi Bapak sudah berkata, “Wah, kamu datang tepat pada waktunya, Bo. Lihat, semua anak sudah melepaskan balonnya untuk menyambut upacara pembukaan!” Bobo tidak jadi memarahi Upik. Ia malah tersenyum gembira. Untung balon-balon itu terlepas bukan karena ulah Upik. Bobo memandang balon-balon beraneka warna yang melayang di angkasa sambil berseru, “Hore! Hore! Selamat untuk kolam renang baru!”
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi