Cerita Tentang Gasing dan Beras

By willa widiana, Minggu, 10 September 2017 | 11:16 WIB
Pak Endi dan koleksi gasing kunonya. (willa widiana)

Gasing merupakan salah satu permainan tradisional yang banyak dimainkan oleh masyarakat Indonesia. Bicara soal gasing, ada beberapa masyarakat Indonesia yang percaya, bahwa gasing adalah mainan yang membawa beras ke Bumi. Seperti apa ceritanya? Kita simak, yuk!

Diturunkan oleh Talino

Bagi kita, gasing hanya sebuah mainan. Tetapi, hal itu tidak berlaku bagi Suku Dayak Kanayatn. Mereka percaya, bahwa gasing adalah manusia jelmaan Talino (Tuhan) yang disebut Nek Gasikng. O iya, ada sebuah cerita yang beredar tentang Nek Gasikng.

Konon, pada zaman dahulu, manusia tidak mengenal beras. Jadi, makanan pokok manusia kala itu bukan nasi. Agar manusia di Bumi bisa merasakan nasi, Nek Gasikng pun melakukan kegiatan berputar di tengah ruang utama sebuah rumah. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, saat kegiatan itu berlangsung, padi akan turun ke bumi. Padi yang turun ke bumi itulah yang dimakan oleh manusia hingga saat ini.

Kegiatan menurunkan padi dari langit tidak hanya berlangsung sekali. Agar tidak repot berputar sendiri, Nek Gasikng pun membuat sebuah benda yang bisa berputar seperti dirinya. Nah, benda itu adalah gasing.

Dibawa oleh Baruakng

Menurut cerita lain yang beredar di masyarakat, gasing adalah mainan milik Baruakng (jelmaan Tuhan). Ia senang turun ke Bumi dan bermain gasing dengan anak-anak di Bumi. Saat turun ke Bumi, Baruakng akan membawa nasi sebagai bekalnya. Anak-anak manusia yang melihat nasi milik Baruakng, tertarik untuk mencobanya.

Tak disangka, rasa nasi sangat enak. Anak-anak di Bumi pun meminta Baruakng untuk membawa benihnya ke Bumi. Beruntung, Baruakng mau membawakan benih nasi bagi manusia di bumi. Semenjak kejadian itu, manusia pun mulai mengonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya.

Nah, Teman-teman, itulah cerita tentang gasing dan beras yang beredar di masyarakat Indonesia.

Foto: Ricky Martin