Jinrikisha, Nenek Moyangnya Becak

By Aan Madrus, Senin, 11 September 2017 | 06:01 WIB
Jinrikisha, nenek moyangnya becak (Aan Madrus)

Apakah kamu mengenal kendaraan beroda tiga yang dikayuh manusia. Yap, betul. Itulah becak. Becak ternyata berasal dari Jepang. Nenek moyang kendaraan beroda tiga ini namanya jinrikisha.

Jinrikisha lahir di Jepang sekitar tahun 1870-an. Kendaraan umum ini bentuknya seperti gerobak beroda dua yang ditarik oleh manusia. Jinrikisha itu bahasa Jepang yang artinya ditarik manusia. Meski ditarik manusia, jinrikisha mampu melaju dengan cepat, lo. Yaitu 32 – 40 km/jam. Kira-kira sama dengan kecepetan mobil yang melaju di dalam kota.

Dalam bahasa Inggris orang menyebut kendaraan ini rickshaw. Sampai sekarang di luar negeri orang menyebutnya rickshaw. Rickshaw kemudian menyebar ke wilayah Asia lainnya. Nama dan bentuk kendaraan itu di tiap negara mengalami penyesuaian.

Rickshaw masuk ke Indonesia sekitar tahun 1941. Katanya orang Tionghoa yang membawa rickshaw ke Indonesia. Tepatnya di Surabaya. Mereka menyebutnya be-cia, bukan rickshaw. Dari situlah kita menyebut kendaraan itu sebagai becak.

Berbeda dengan nenek moyangnya yang beroda dua, becak beroda tiga. Becak juga bukan ditarik orang dari depan, melainkan digerakkan oleh pengemudi yang duduk di belakang dengan cara dikayuh.

Dari Surabaya becak menyebar ke daerah lain. Bentuknya berkembang. Namanya disesuaikan dengan bentuknya. Misalnya di Medan ada bentor. Di Kepulauan Riau ada bemot. Ini adalah becak yang digerakkan oleh motor. Baik bentor maupun bemot sama-sama singkatan dari becak motor.