Anak-anak sedang asyik bermain di kebun. “Tompel, ayo sini! Kita main kejar-kejaran!” ajak Upik. Tompel melesat dengan cepat dan lari mengelilingi anak-anak. Wah, seru sekali!
“Hei, Tompel kenapa?” tanya Bobo. Tompel berjalan terpincang-pincang sambil merintih. “Sepertinya dia kesakitan,” kata Coreng. Upik mengangkat Tompel lalu memeriksa kakinya. “Ada lukanya!” seru Upik.
Anak-anak membawa Tompel ke dokter. “Ah, ini sih tidak apa-apa. Kaki Tompel cuma tertusuk duri,” kata Dokter. “Hup, ini dia durinya!” Tompel menjerit waktu dokter mencabut duri di kakinya.
Kaki Tompel dibalut perban. Tompel masih berjalan terpincang-pincang. “Mungkin lukanya masih terasa nyeri. Sebentar lagi pasti sembuh,” hibur Dokter. Anak-anak membawa Tompel pulang.
“Lihat, di luar becek! Kita main becek-becekan, yuk!” ajak Upik. Anak-anak berlari keluar. Coprot! Aduuuh, mereka bermain becek-becekan sampai bajunya kotor. Tompel melihat dengan sedih dari balik jendela.
“Kasihan Tompel! Kita ajak main, yuk!” usul Coreng. “Tapi nanti perbannya kotor dan lukanya enggak sembuh-sembuh,” kata Upik. “Kita suruh pakai sepatu saja!” cetus Bobo. Anak-anak memandang Bobo dengan heran.
Yuhuuu! Meskipun masih sedikit pincang, sekarang Tompel bisa aman berlari-lari dengan sepatu barunya. “Sepatu Tompel keren juga!” puji Upik sambil cekikikan. Hihi... Tompel ikut nyengir sambil memamerkan sepatu barunya yang terbuat dari plastik.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi