Ketika musim hujan, payung adalah benda yang paling dibutuhkan saat bepergian. Karena fungsi payung adalah melindungi tubuh di saat hujan. Bahkan, fungsi payung saat ini sudah bertambah untuk melindungi kita dari sengatan teriknya sinar matahari. Lalu, tahukah teman-teman bagaimana sejarah munculnya payung tersebut?
Payung Melindungi Para Bangsawan
Payung sudah ada sejak 3.000 tahun yang lalu pada masa Mesir Kuno. Fungsi payung di zaman itu adalah untuk melindungi para bangsawan dari panas matahari agar kulit mereka tetap cerah. Namun, saat itu mereka belum menggunakan payung saat hujan.
Penyebaran Payung Hingga ke Eropa
Hingga abad ke-11 sebelum masehi, bangsa Tionghoa menciptakan payung yang terbuat dari bahan kulit. Harga payung tersebut sangat mahal dan hanya mampu dibeli serta digunakan oleh kaum bangsawan.
Namun, ketika adanya jalur perdagangan dunia, mereka tidak menjualnya kepada bangsa Eropa sewaktu mereka melintasi Tiongkok. Akhirnya bangsa Mesirlah yang mengambil kesempatan untuk menjual payung milik mereka kepada para pedagang Yunani dan Roma. Saat itu kebanyakan penggunanya adalah para perempuan bangsawan.
Payung Tidak Digunakan Selama 1000 Tahun
Oleh sebab itu, para laki-laki di Eropa berpikir bahwa payung adalah benda yang hanya digunakan oleh perempuan. Akhirnya mereka memilih menggunakan jas dan topi saja untuk melindungi diri saat hujan maupun panas. Hingga suatu saat, ketika bangsa Romawi mengalami kehancuran dan kemiskinan di mana-mana, mereka tidak menggunakan payung lagi sekitar 1.000 tahun lamanya.
Hingga Kini Payung kembali Digunakan Semua Orang
Setelah itu, pada masa Renaissance di Italia, Prancis, dan Inggris akhirnya payung digunakan kembali oleh para perempuan. Bahkan payung semakin eksis sebagai benda pelengkap tren pakaian mereka. Barulah setelah tiga abad kemudian payung mulai digunakan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Para pengusaha pun mengembangkan berbagai desain payung, termasuk payung yang banyak digunakan saat ini.