Tepat pukul setengah 7 pagi, para petani di Perkebunan Teh Cukul berangkat ke kebun. Alat tani dan bekal tak lupa mereka bawa.
Berkelompok
Para petani teh ini biasanya berangkat secara berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 10 – 20 orang, tergantung luas kebun tehnya. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang mandor. Selain mengawasi petani, mandor juga bertugas menentukan kebun mana yang akan dipanen.
Peralatan Panen
Sesampainya di kebun, para petani mulai memetik teh menggunakan gunting petik. Itu adalah gunting rumput yang bagian atasnya ditempeli kotak kecil. Kotak itu berfungsi untuk menampung daun teh supaya tidak jatuh.
Sebelum menggunakan gunting petik, para petani memetik teh dengan tangan atau etem (alat pemotong teh). Tetapi, memetik teh dengan tangan atau etem dianggap lama. Akhirnya, para petani pun mulai menggunakan gunting petik.
Selain gunting petik, para petani teh juga membawa ambul di punggungnya. Ambul merupakan keranjang anyaman yang digunakan untuk menaruh daun teh. Alat ini terbuat dari bambu, tapi ada juga yang terbuat dari plastik. Satu buah ambul bisa menampung 10kg daun teh, tapi para petani hanya menaruh 8 – 9kg daun teh. Hal itu bertujuan untuk menjaga daun teh supaya tidak rusak.
Pakaian untuk Panen
Saat memetik teh, para petani harus menggunakan sarung tangan supaya tangan mereka terlindungi. Selain itu, mereka juga mengenakan topi anyaman supaya terlindung dari hujan dan panas. O iya, para petani juga menggunakan sepatu boots, supaya tidak mudah terpeleset.
Tidak Setiap Saat
Panen teh biasanya dilakukan saat dadangrat. Itu adalah perpindahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Di waktu itu, pohon teh berada dalam kondisi terbaik. Oiya, pemetikan teh biasanya dilakukan di pagi hari. Jadi, setelah makan siang, para petani sudah kembali ke rumah masing-masing. Saat tidak panen, para petani teh biasanya bekerja di ladang untuk menambah penghasilan.
Begitulah keseharian para petani teh di Cukul, Pangalengan, Jawa Barat.
Foto: Ricky Martin