Wayang Sada, Wayang Ramah Lingkungan

By willa widiana, Senin, 25 September 2017 | 03:15 WIB
Wayang Sada, Wayang Ramah Lingkungan (willa widiana)

Wayang ini disebut art and green. Sebab, mulai bahan hingga ceritanya, tak lepas dari soal cinta lingkungan.

Wayang Baru

Sada adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti lidi. Wayang sada berarti wayang yang dibuat dari lidi. Wayang sada dibuat pertama kali oleh Pak Marsono, warga Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Wayang ini mulai dikenal sejak 2011. Wayang sada belum banyak dikenal, karena termasuk wayang jenis baru.

Mendukung Wisata

Pada mulanya, wayang sada dibuat untuk memenuhi kebutuhan cendera mata di Desa Wisata Bejiharjo. Wayang ini dibuat dalam beragai ukuran. Harga jualnya bervariasi. Wayang ini kemudian berkembang. Tidak hanya menjadi cendera mata, tetapi juga dimainkan seperti wayang kulit.

Cinta Lingkungan

Meskipun dimainkan seperti wayang kulit, tetapi wayang sada berbeda. Tokoh dan ceritanya tidak sama persis dengan wayang kulit. Wayang sada memilih cerita rakyat setempat untuk dimainkan. Tokoh wayangnya menyesuaikan isi cerita. Di sela-sela ceritanya, selalu disisipkan tema-tema lingkungan. Misalnya, tentang hutan yang rusak atau tentang sampah.

Art and Green

Wayang sada adalah seni ramah lingkungan. Lidi bahan wayang diambil dari sisa pembuatan ketupat. Untuk wayang sada terbaik, semua bagian wayang dibuat dari pohon kelapa. Tali pengikat sendi wayang dibuat dari serabut pelepah kelapa. Tangkai dan dudukan wayang dari potongan batang kelapa.

Wayang sada memang termasuk kesenian baru. Tetapi, jika kesenian ini disukai dan banyak dimainkan, bisa jadi, ia akan menjadi kesenian khas yang memperkaya budaya kita. Keren, kan?

Teks: Joko, Foto: Ricky Martin