Ada Gulali di Hatiku

By willa widiana, Jumat, 22 September 2017 | 15:21 WIB
Pemain utama dalam drama musikal Ada Gulali di Hatiku (willa widiana)

Pada tanggal 21 September 2017, 141 anak rusun menampilkan sebuah drama musikal berjudul “Ada Gulali di Hatiku” di Ciputra Artpreneur Theater. Kira-kira... drama musikal itu membahas tentang apa, ya? Kita cari tahu, yuk!

Persahabatan dan Keragaman

Drama musikal ini menceritakan tentang persahabatan 10 orang anak yang hidup di satu rusun. Mereka semua berasal dari suku yang berbeda-beda. Meski berbeda suku, mereka selalu menjaga pertemanannya dengan baik. Jika salah satu dari mereka punya masalah, teman yang lain akan membantu dengan tulus. Pokoknya, perbedaan bukan masalah bagi mereka.

19 Lagu Anak

Setiap adegan di dalam drama ini diseleingi oleh 19 lagu anak dan daerah, seperti Naik Kereta Api dan Yamko Rambe Yamko. Lagu-lagu itu membuat alur cerita drama ini semakin seru. O iya, ke-19 lagu itu sudah diaransemen ulang, jadi musiknya lebih unik.

Berbeda Rusun

Anak-anak rusun yang tampil dalam drama musikal itu berasal dari rusun yang berbeda-beda, lo. Ada yang berasal dari Rusun Tipar Cakung, Rusun Pulogebang, Rusun Albo (Cakung Barat), Rusun Tambora, dan Rusun Marunda. Meski berbeda rusun, mereka semua bisa menjalankan setiap perannya dengan baik dan kompak. Keren, ya!

Dibantu Beberapa Pihak

O iya, pementasan drama musikal ini dibantu oleh beberapa pihak. Mereka adalah Sekolah Musik Gloriamus, Soundkestra, Taman Suropati Chambers, Naura, Fira Christiano, dan 20 penari profesional. Orang-orang yang ikut serta dalam pementasan ini berlatih bersama-sama selama enam bulan. Meski lama, mereka semua selalu semangat saat latihan berlangsung.

Untuk Anak Rusun DKI Jakarta

Untuk menyaksikan drama musikal ini, para penonton harus membeli tiket. Uang hasil penjualan tiketnya akan digunakan untuk program pembinaan anak di rusun-rusun yang ada di DKI Jakarta.

Keren, ya! Mereka berlatih keras untuk membantu teman-teman yang lain. Kira-kira... acara ini akan diadakan lagi atau tidak, ya?

Foto: dokumentasi panitia “Operet Aku Anak Rusun