Siap-siap dengan Hal Ini Jika Ingin Menjadi Astronaut

By Eka Kartika, Kamis, 28 September 2017 | 08:35 WIB
Astronaut tidur. (Eka Kartika)

Punya cita-cita menjadi astronaut agar dapat melakukan perjalanan ke antariksa pastinya seru, ya! Ada beberapa hal yang akan kita hadapi jika menjadi astronaut. Ini dia di antaranya.

Minum Air Daur Ulang

Ketika berada di Bumi, kita tak perlu merasa khawatir akan kehabisan air minum, teman-teman. Namun, saat sudah berada di ruang angkasa, kita harus bersiap untuk minum air daur ulang. Hal ini dilakukan oleh para astronaut yang bertugas di ruang angkasa.

Air daur ulang ini berasal dari keringat dan urine para astronaut, teman-teman. Hebatnya lagi, air yang sudah mengalami proses secara khusus itu, ternyata lebih bersih daripada air yang terdapat di Bumi. Menakjubkan, ya?

Teknologi ini dikembangkan oleh para ilmuwan di lembaga antariksa Amerika, National Aeronautics and Space Administration (NASA). Teknologi ini dibuat karena air yang dibawa dari Bumi ke antariksa sangatlah terbatas.

Tidak Tidur di Kasur

Jika teman-teman terbiasa tidur nyenyak di kasur yang empuk, maka ketika menjadi astronaut, harus siap terlelap di kantong tidur khusus (sleeping bag). Yap, hanya kantong tidur, yang direkatkan pada dinding, tanpa memakai bantal, guling, maupun matras tebal. Kantong tidur harus direkatkan, agar kita tidak melayang akibat  tidak adanya gravitasi.

Namun teman-teman jangan khawatir. Semua astronaut dapat menikmati hal ini. Tidur seperti ini membuat otot-otot para astronaut rileks, seperti berada dalam air. Namun sebelumnya, astronaut harus menjalani beberapa latihan.

Perubahan di Tubuh

Hari pertama berada di ruang angkasa, tubuh akan beradaptasi karena tak adanya gravitasi. Beberapa perubahan pada tubuh secara alami akan terjadi. Contohnya, kepala seakan menjadi bengkak, hingga mengakibatkan gangguan dalam indra perasa dan pernafasan. Menjadi pusing dan mual juga hal yang akan dirasakan pada minggu pertama. Ketika makan pun, rasanya menjadi tidak berselera.

Namun, semua hal itu akan kembali normal ketika tubuh sudah mulai bisa beradaptasi dan memahami lingkungan ruang angkasa.