Pada hari Senin, 25 September 2017, ribuan bangkai burung pipit ditemukan di sekitar kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangasem, Bali. Kira-kira... kenapa ribuan burung pipit di Karangasem itu mati misterius?
Jarang Terjadi
Menurut Pak Mohammad Irham, peneliti dari LIPI, kematian burung secara masal jarang terjadi. Kematian burung secara masal terakhir terjadi pada 10 tahun lalu, di Tiongkok. Burung-burung itu mati karena virus flu burung.
Aktivitas Gunung Berapi
Masih menurut Pak Mohammad Irham, burung-burung yang mati di Karangasem kemungkinan disebabkan oleh gas beracun yang dikeluarkan oleh Gunung Agung. Selain gas beracun, kenaikan suhu juga bisa menyebabkan para burung mati. Tapi hal itu masih belum pasti, beliau masih harus menyelidikinya lebih dalam.
Tetap Terhirup
Saat ada aktivitas gunung berapi, burung yang hidup di kanopi hutan (2.000 – 2.500 meter) akan terbang di dekat permukaan. Jika mereka terbang di ketinggian yang biasa, gas beracun yang dikeluarkan oleh gunung berapi akan terhirup. Jika gas beracun itu terhirup, mereka akan mati seketika.
Alat Pendeteksi
Karena bisa mendeteksi gas beracun dengan cepat, burung pun dijadikan alat pendeteksi gas bercun. Pada zaman dulu, penambang di luar negeri akan membawa burung ke tempat penggalian. Jika tempat penggaliannya mengandung racun, burung itu akan langsung mati dan para penambang akan langsung keluar dari tempat itu. Kasihan sekali, ya, si burung!
Semoga peristiwa ribuan burung pipit yang mati misterius di Karangasem bisa segera diketahui, ya, Teman-teman!
Sumber: Kompas.com, Ilustrasi: Ode