Meskipun sekarang sudah zaman serba mesin, di Cirebon masih ada orang yang membuat terasi dengan alu dan lumpang.
Pak Warno
Salah satu pembuat terasi Cirebon yang masih setia dengan alu dan lumpangnya adalah Pak Warno. Usianya 62 tahun. Ia tinggal di Kampung Pengarengan. Pak Warno sudah membuat terasi sejak tahun 1970. Keterampilan itu ia warisi dari orang tuanya, termasuk alu dan lumpangnya. Karena itulah, kata Pak Warno, umur lumpangnya sudah sangat tua.
Sabar Menumbuk
Terasi dibuat dari bahan rebon alias udang kecil. Sebelum diolah, rebon dijemur dulu selama dua minggu. Setelah itu, baru ditumbuk hingga halus. Selesai ditumbuk, rebon yang telah halus dijemur lagi selama dua hari. Menjemurnya tidak dibiarkan begitu saja, melainkan sambil diaduk-aduk agar keringnya merata.
Setelah itu, adonan terasi akan ditumbuk-tumbuk hingga benar-benar liat. Untuk menambah rasa, ditambahkan garam. Jika ada yang pesan terasi manis, maka diberi campuran gula. Setelah ditumbuk hingga cukup liat, terasi bisa dibentuk menjadi kotak-kotak seukuran bata merah atau ukuran lebih kecil.
Terasi Spesial
Terasi yang dibuat Pak Warno termasuk spesial. Sebab, bahannya menggunakan rebon saja, tanpa campuran. Karena itu, rasanya lebih gurih. Ada terasi yang rasanya bercampur pahit. Menurut Pak warno, terasi yang berasa pahit biasanya dibuat dengan campuran ikan. Kadang, ikan itu tidak dibersihkan kotorannya, sehingga tercampur saat diolah. Hal itulh yang membuat rasa terasi jadi pahit.
Tergantung Musim Rebon
Membuat terasi sangat tergantung musim rebon. Sebab, rebon tidak selalu ada setiap saat. Menurut Pak Warno, nelayan panen rebon pada bulan Desember hingga Februari. Meskipun sedang musim, tetapi jika laut sedang diterjang angin barat, rebon akan tetap langka. Sebab, ketika ada angin barat, kebanyakan nelayan tidak melaut. Jika tak ada rebon, maka pembuat terasi seperti Pak Warno harus pandai-pandai berhemat. Sebab, pendapatannya menurun.
Ada banyak kisah suka duka dibalik lezatnya terasi. Apalagi, terasi yang dibuat oleh pengrajin yang setia dengan alu dan lumpangnya.
Teks: Joko, Foto: Ricky Martin