“Ibu, aku ingin kue lobi-lobi,” pinta Lobi Lobi pada ibunya. “Kamu sudah banyak makan kue lobi-lobi, Sayang,” jawab Ibu. Lobi Lobi mencari cara agar Ibu mau membuatkannya kue lobi-lobi yang lezat.
“Aha, aku tahu!” seru Lobi Lobi. “Aku akan membantu Ibu membereskan meja makan.” Wah, Lobi Lobi rajin sekali. Ibu Lobi Lobi tersenyum melihatnya. “Boleh, ya, Bu?” pinta Lobi Lobi lagi. Tapi Ibu tetap menggeleng.
“Aku punya taktik kedua!” kata Lobi Lobi. Lihat, Lobi Lobi membersihkan kamarnya! Semua mainan dikumpulkannya ke dalam kotak mainan. Buku-buku diaturnya dengan rapi. Sayang, Ibu tetap menggeleng.
“Jangan-jangan, Ibu memang enggak sayang padaku,” pikir Lobi Lobi. Dia memandang ke luar jendela dengan sedih. “Oh, ya! Kenapa aku tidak membuat sendiri? Aku akan membuatnya di rumah pohonku.”
Lobi Lobi membuka lemari es. Ada beberapa keping biskuit, selai, dan beberapa butir buah lobi-lobi. Sip! Semua itu dimasukkannya ke dalam kotak bekal dan dibawanya ke rumah pohon.
“Wow, kelihatannya lezat! Aku ingin menunjukkannya pada Ibu!” Lobi Lobi segera turun dari rumah pohonnya. Ups, karena buru-buru, Lobi Lobi terpeleset. Kuenya pun jatuh berantakan.
Sambil meneteskan air mata, Lobi Lobi membersihkan sisa-sisa kue yang berserakan. “Mungkin aku takkan pernah bisa makan kue lobi-lobi lagi selamanya,” katanya putus asa.
“Kejutan untuk anak rajin!” Wow, tart lobi-lobi yang lezat! “Oh, Ibu! Terima kasih!” Lobi Lobi memeluk ibunya dengan gembira. “Ibu memang yang terbaik sedunia!”
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi